Asosiasi Asuransi Geruduk MK Terkait Bisnis Suretyship
jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengajukan uji materi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, ke Mahkamah Konstitusi karena terancam tidak dapat menjalankan lini usaha suretyship yang terkait bidang infrastruktur.
Menurut pemohon, yang dikutip dari laman Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Selasa, Pasal 5 ayat (1) UU Perasuransian menyebabkan produk suretyship yang dikembangkan anggota pemohon secara potensial tidak dapat lagi dilakukan.
Produk-produk tersebut di antaranya jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan, jaminan pembayaran serta jaminan kepabeanan.
"Padahal produk tersebut sangat dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan proyek pembangunan dengan skala yang besar, baik di bidang konstruksi maupun nonkonstruksi," dalil pemohon.
Menurut Ketua AAUI Dadang Sukresna, sebenarnya perusahaan-perusahaan asuransi telah menjalankan lini usaha suretyship sejak 1978, tetapi dalam perkembangannya suretyship tidak juga diatur secara eksplisit dalam UU Perasuransian.
Status suretyship kendati masuk dalam kategori lini usaha yang dapat diperluas, menurut Pasal 5 ayat (1) UU Perasuransian, tetapi perluasan tidak secara tegas menyebut lini usaha suretyship.
Sementara itu, pemberian jaminan di Indonesia dilayani oleh industri yang berbeda-beda, yakni industri perbankan menerbitkan produk bank garansi, perusahaan penjaminan menerbitkan surat surety bond dan industri perasuransian mengeluarkan produk suretyship.
Oleh karena itu, AAUI meminta agar Pasal 5 ayat (1) UU Perasuransian menambahkan dengan jelas lini usaha suretyship dalam ruang lingkup usaha asuransi yang dapat diperluas. (antara/jpnn)
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengajukan uji materi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, ke MK terkait lini usaha suretyship.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Memaknai Putusan PTUN Terhadap Gugatan Anwar Usman
- Hasil Pilkada 8 Daerah dengan Calon Tunggal Digugat ke MK, Pertanda Apa?
- Banyak Banget, Ada 312 Hasil Pilkada yang Digugat ke Mahkamah Konstitusi
- Tokoh Adat Sarmi Tegaskan Gugatan ke MK Hak Konstitusional Bukan Provokasi
- Selisih Suara Tinggi, MK Tetap Berpeluang Analisis Gugatan Risma-Gus Hans
- Ridwan Kamil Ungkap Alasan Batal Mengajukan Gugatan ke MK, Ternyata..