Asosiasi Industri Minta Revisi TDL
Senin, 19 Juli 2010 – 20:38 WIB
Politisi Partai Golkar ini menambahkan penerapan CAFTA ini tidak berpihak pada pelaku perekonomian nasional. "Seharusnya pemerintah memberikan prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara berpihak kepada pelaku perekonomian nasional," kata Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) ini.
Baca Juga:
Dalam 10 tahun terakhir ini, imbuh dia, sektor riil Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha fokus untuk menata ulang industrialisasi nasional. "Pemberdayaan industri nasional yang diperkuat UMKM dan koperasi dilakukan melalui pembenahan perundang-undangan di bidang lembaga keuangan mikro," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Adi Darmawan Tahir saat RDPU dengan Komsi VI DPR mengatakan kenaikan TDL tersebut bertentangan dengan kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Kenaikan tersebut tidak mendukung kebijakan ekonomi SBY yang pro job, pro poor, pro growth, dan pro environment," ujarnya.
Menurutnya, dampak kenaikan TDL tersebut akan membuat naiknya ongkos produksi sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi. "Akibatnya, kemungkinan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sangat terbuka dan tidak memungkinkan untuk membuka lapangan kerja baru," paparnya.
JAKARTA- Ketua Komisi VI DPR, Ir H Airlangga Hartarto mengakui sejumlah asosiasi Industri meminta agar kenaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) direvisi.
BERITA TERKAIT
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%