Asosiasi Mahasiswa Papua Ancam Tutup Operasi Freeport Jika Tak Lakukan Ini
jpnn.com - JAKARTA - DPP Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI) menggelar kongres di Bogor pada 18-22 Mei 2015 lalu. Kongres tersebut menghasilkan 8 butir pernyataan sikap terkait kondisi Papua.
"Ini harus didengar oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah papua dan DPR RI untuk selamatkan papua," kata Sekjen DPP AMPTPI Januarius Lagoan Januarius saat konferensi pers di Cikini, Jakarta, Senin (25/5).
Januarius mengatakan, salah satu butir pernyataan itu adalah mendesak PT Freeport Indonesia untuk melakukan perundingan dengan pemerintah pusat dan warga asli di sekitar lokasi operasi mereka (pemilik tanah ulayat). Perundingan itu harus dilakukan sebelum penandatangan kontrak karya ke-III pada tahun 2021 yang akan datang.
Dia tegaskan, tuntutan ini merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Jika tidak dilakukan sesuai dengan tuntutan kami, kami sebagai pemilik hak ulayat akan melakukan penutupan operasi penambagan PT Freeport di tanah Papua," tegasnya.
Terkait pelanggaran HAM di Papua, lanjut Januarius, AMPTPI mendesak pemerintah segera membentuk tim untuk melakukan penyelidikan dan membawa para pelaku ke meja hijau. Kasus-kasus yang dimaksudnya antara lain, penembakan di Paniai (2014), Yakuhimo (2015), Wamena (2003) dan Wasior (2003).
Selanjutnya, AMPTPI mendesak pemerintah Indonesia membuka akses total bagi jurnalis asing, diplomat, senator, akdemisi dan pemerhati HAM untuk masuk ke Papua. Sedangkan butir keempat berisi penolakan terhadap segala bentuk pemekaran kabupaten, kota dan provinsi di provinsi ujung timur Indonesia itu.
"Kelima, kami meminta pemerintah Indonesia untuk segera menarik pasukan organik dan non-organik serta menghentikan pengembangan semua infrastruktur TNI dan Polri di tanah Papua," lanjut Januarius.
Butir keenam, AMPTPI menyatakan dukungan atas terbetuknya wadah koordinasi United Liberation Movement West Papua (ULMWP). Mereka berharap organisasi tersebut segera diterima sebagai anggota penuh Melanesia Speheard Group (MSG) tahun 2015 serta didaftarkan ke Komisi C-24 Peserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
JAKARTA - DPP Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI) menggelar kongres di Bogor pada 18-22 Mei 2015 lalu. Kongres tersebut
- Banyaknya Kementerian Jangan Sampai Membuat Pelayanan Buruk
- Kenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Mentrans Iftitah: Momen Penting dalam Bangun Indonesia
- Geger Mahasiswi Tewas Seusai Jatuh dari Lantai 2 Gedung di UPI Bandung
- Diduga tak Bisa Berenang, Dedi Irawan Tewas Tenggelam
- Hasil Survei Lemkapi: Kepuasan Terhadap Kinerja Polri 82,1 Persen
- Libur Natal, 44.800 Penumpang & 10.580 unit Kendaraan Tinggalkan Jawa menuju Sumatera