Assad Umumkan Referendum

Assad Umumkan Referendum
Assad Umumkan Referendum
Namun, pengumuman tersebut dinilai oposisi tak cukup untuk mewujudkan reformasi politik di Syria. "Reformasi politik adalah proses yang membutuhkan sejumlah elemen dasar. Salah satunya adalah melibatkan kelompok oposisi," terang Kepala Carnegie

Middle East Centre di Beirut, Paul Salem. "Reformasi juga harus didasarkan pada negosiasi, persetujuan, dan kesepakatan secara politik. Pelaksanaan referendum, seperti halnya pemilu di negara manapun, juga memerlukan stabilitas nasional dan waktu untuk distribusi logistik,?" tambahnya.

"Dalam beberapa hal, ini langkah baik terkait reformasi atau perubahan mendasar dalam politik pemerintahan. Tapi, pelaksanaan referendum di tengah perang pemerintah dan rakyatnya tidak bisa diterima," tandasnya.

Minggu lalu (12/2), komisi yang ditugasi merancang konstitusi baru telah menyerahkan hasil kerja mereka kepada Assad. Lalu, Assad menyatakan akan mempelajari  dan mengajukannya ke parlemen sebelum referendum.

"Saat konstirusi baru disetujui, Syria akan melewati tahap paling penting reformasi yang akan membawa negeri ini menuju era baru bagi rakyatnya dan masa depan cerah generasi berikutnya," ujar Assad seperti dikuti SANA.  (CNN/AFP/cak/dwi)

DAMASKUS - Serangan tentara pemerintahan Presiden Bashar al-Assad atas posisi oposisi di Kota Homs, sekitar 162 kilometer utara Damaskus, terus berlangsung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News