Assad Umumkan Referendum
Kamis, 16 Februari 2012 – 12:28 WIB
Namun, pengumuman tersebut dinilai oposisi tak cukup untuk mewujudkan reformasi politik di Syria. "Reformasi politik adalah proses yang membutuhkan sejumlah elemen dasar. Salah satunya adalah melibatkan kelompok oposisi," terang Kepala Carnegie
Middle East Centre di Beirut, Paul Salem. "Reformasi juga harus didasarkan pada negosiasi, persetujuan, dan kesepakatan secara politik. Pelaksanaan referendum, seperti halnya pemilu di negara manapun, juga memerlukan stabilitas nasional dan waktu untuk distribusi logistik,?" tambahnya.
"Dalam beberapa hal, ini langkah baik terkait reformasi atau perubahan mendasar dalam politik pemerintahan. Tapi, pelaksanaan referendum di tengah perang pemerintah dan rakyatnya tidak bisa diterima," tandasnya.
Minggu lalu (12/2), komisi yang ditugasi merancang konstitusi baru telah menyerahkan hasil kerja mereka kepada Assad. Lalu, Assad menyatakan akan mempelajari dan mengajukannya ke parlemen sebelum referendum.
"Saat konstirusi baru disetujui, Syria akan melewati tahap paling penting reformasi yang akan membawa negeri ini menuju era baru bagi rakyatnya dan masa depan cerah generasi berikutnya," ujar Assad seperti dikuti SANA. (CNN/AFP/cak/dwi)
DAMASKUS - Serangan tentara pemerintahan Presiden Bashar al-Assad atas posisi oposisi di Kota Homs, sekitar 162 kilometer utara Damaskus, terus berlangsung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer