Astaga, Bom Mobil Tewaskan 22 Jamaah Salat Subuh
jpnn.com, BENGHAZI - Sedikitnya 22 orang tewas akibat ledakan dua bom mobil di dekat sebuah masjid di Benghazi, Libya. Laporan menyebutkan, 20 sampai 30 orang lainnya terluka akibat ledakan tersebut.
Mobil pertama meledak di depan masjid tepat saat jamaah yang baru selesai menunaikan salat subuh berduyun-duyun keluar. Sedangkan mobil kedua meledak di sisi lain jalan.
Korban termasuk personel militer dan warga sipil. "Jumlah korban tewas mungkin meningkat," kata Juru Bicara Rumah Sakit Al Jala seperti dilansir BBC, Rabu, (24/1).
Belum jelas siapa yang berada di balik ledakan bom itu. Koresponden Afrika Utara BBC, Rana Jawad mengatakan, di Libya pengeboman semacam ini jarang sekali diklaim oleh kelompok tertentu.
Sebuah video menunjukkan terjadinya ledakan pertama disiarkan di sebuah saluran TV Libya. Terlihat puing-puing bangunan di luar masjid, bercak api, dan pria berpakaian sipil panik saat menempatkan salah satu tubuh korban tewas ke belakang sebuah truk polisi.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru ini. Namun spekulasi tersebar luas mengenai siapa yang berada di belakang ini. Meski bukan yang pertama, serangan ini bukanlah kejadian biasa di sana.
Libya mengalami kemunduran sejak penggulingan pemimpinnya Muammar Gaddafi tahun 2011. Dua parlemen bersaing dan banyak kelompok milisi mendominasi. Hal ini memungkinkan ISIS bercokol di sana. (BBC/ce1/iml/JPC)
Mobil pertama meledak di depan masjid tepat saat jamaah yang baru selesai menunaikan salat subuh berduyun-duyun keluar
Redaktur & Reporter : Adil
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris Jaringan JAD di Bima