Astaga! Disinfektan Tewaskan 95 Orang
SEOUL - Reckitt Benckiser Divisi Korea dan Jepang meminta maaf secara resmi kepada warga Korea Selatan. Ini karena produk mereka, Oxy Ssak Ssak, telah mengakibatkan 95 tewas dalam kurun 10 tahun. Produk itu mengandung bahan kimia berbahaya.
Oxy Ssak Ssak adalah cairan disinfektan yang biasa dipakai untuk membersihkan alat pelembap udara di ruangan. Selama musim dingin, udara cenderung kering. Warga Korsel menggunakan alat pelembap udara di ruangan agar anak-anak atau perempuan hamil merasa nyaman. Produk tersebut hanya dijual di Korsel. Merek itu paling sering dipilih warga ketimbang brand lain.
Permintaan maaf tersebut disampaikan Kepala Perusahaan Ataur Safdar di sebuah hotel di Seoul kemarin. Hadir pula para korban dan keluarga korban yang sudah disahkan pengadilan. Maksudnya, korban-korban itu benar-benar terbukti sakit karena disinfektan tersebut. Bukan karena yang lain.
''Ini adalah kali pertama kami menerima tanggung jawab secara penuh dan kami menawarkan permintaan maaf sepenuhnya. Kami telat. Lima tahun telah berlalu. Kami juga minta maaf karena terlalu terlambat,'' ujar Safdar.
Belum selesai Safdar bicara, seorang anggota keluarga korban maju dan menghantam kepalanya. Safdar diam saja.
Kasus itu mencuat setelah seorang perempuan hamil tewas lantaran penyakit paru-paru misterius pada 2011. Setelah diselidiki, ternyata kandungan bahan kimia PHMG dan PGH dalam cairan disinfektan untuk alat pelembap udara menjadi penyebabnya.
Jaksa langsung melakukan investigasi terhadap Reckitt Benckiser dan beberapa belasan perusahaan lain yang menjual maupun memproduksi disinfektan berbahaya. Meski Reckitt Benckiser tidak mengakui kesalahannya dan menolak bertanggung jawab, Oxy Ssak Ssak dilarang diproduksi atau dijual.
Reckitt Benckiser menawarkan ganti rugi 10 miliar won (Rp 115,7 miliar) bagi seluruh korban. Tetapi, korban menolak. Mereka ingin kasus tersebut diproses di pengadilan. Mereka menyerukan agar warga Korsel memboikot produk-produk dari Reckitt Benckiser seperti Dettol dan kondom Durex. (Reuters/AP/sha/c14/any/flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan