Astaga! Jumlah Bayi Terlantar di Jakarta Semakin Banyak
jpnn.com, JAKARTA - Kasus kekurangan gizi (gizi buruk) yang menimpa dua orang balita bersaudara, karena tidak dirawat orang tuanya yang mengalami gangguan jiwa sangat mengejutkan banyak pihak. Mereka mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih giat lagi dalam mendata orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan.
Sebab, dampaknya sangat berbahaya bagi anak-anak yang memiliki orangtua yang terganggu kejiwaannya. "Mereka (anak-anak) bisa terlantar dan keselamatannya terancam jika memiliki orang tua yang terganggu jiwannya. Pemprov DKI harus segera turun tangan melakukan pencegahan," ujar Muhlis Ali, selaku Direktur Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ), kemarin (9/3).
Muhlis mengatakan, peranan petugas di tingkat kelurahan sangat penting untuk mendata warga-warga yang mengalami gangguan seperti ini agar dapat segera ditangani. Terlebih dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit dan harga kebutuhan pokok yang terus melonjak, jumlah penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin melonjak.
Data riset menyebutkan, sebanyak 1 juta orang tercatat sebagai pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa ringan di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 385.700 orang atau 2,03 persen pasien gangguan jiwa hidup di Jakarta.
Penderita psikotik atau atau Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di DKI Jakarta tiap tahun mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan DKI mencatat jumlah pasien ODMK tahun lalu mencapai 2.962 orang.
"Kondisi ini tentu memerlukan secepatnya," tegas Muhlis. Seperti diketahui, dua orang balita bersaudara yang sempat kekurangan gizi karena tidak dirawat orang tuanya kini dalam kondisi sehat.
Dua balita itu tidak dirawat karena kedua orang tuanya mengalami gangguan kejiwaan. Kepala Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa Dinas Sosial DKI Jakarta Vivi Kafilatul Jannah mengatakan, bayi yang bernama Nurhasanah (5) dan M. Hidayat (2), menurut dokter kini telah berada dalam kondisi sehat.
"Mereka diserahkan oleh Satuan Pelaksana Sosial Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat kepada kami pada 10 Oktober 2016 lalu," jelas Vivi. Ketika diserahkan ke panti, katanya, Nurhasanah belum bisa berbicara dengan jelas padahal usianya sudah lima tahun.
Kasus kekurangan gizi (gizi buruk) yang menimpa dua orang balita bersaudara, karena tidak dirawat orang tuanya yang mengalami gangguan jiwa sangat
- Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Dicopot dari Jabatan Imbas Dugaan Kasus Korupsi
- Polisi Buru Pelaku yang Buang Bayi Perempuan di Perkebunan Warga
- Bayi Perempuan Dibuang di Kebun Warga Trenggalek
- Mayat Bayi Ditemukan dengan Kondisi Memar di Leher, Pelaku Masih Diburu
- Ibu Kandung Tega Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap, Sadis
- Heboh Kasus Penemuan Mayat Bayi Kondisi Tak Utuh, Pelakunya Anak di Bawah Umur