AstraZeneca Indonesia & KFTD Berkolaborasi untuk Transformasi Layanan Kesehatan Primer

Sebagai contoh, penggunaan ICS (Inhaled Corticosteroids) yang merupakan standar dalam pengobatan asma, belum sepenuhnya dioptimalkan.
Berdasarkan Global Initiatives for Asthma (GINA), penggunaan ICS dengan dosis rendah dianjurkan untuk seseorang yang mengalami gejala asma jarang kurang dari 3-5 hari per minggu.
Penggunaan ICS-LABA (Inhaled Corticosteroids – Long-Acting Beta-Agonists) dengan dosis rendah dianjurkan untuk gejala asma yang terjadi hampir setiap hari sekitar 4-5 per minggu atau dengan gejala lain seperti bangun karena asma seminggu sekali dan penurunan fungsi paru.
Dosis sedang atau tinggi ICS-LABA dianjurkan untuk seseorang yang memiliki gejala asma setiap hari.
Meskipun ICS-LABA dapat digunakan untuk pengobatan asma, ICS-Formoterol lebih diutamakan sebagai rekomendasi track-1 (pilihan pertama).
Sementara itu, berdasarkan Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD), penggunaan ICS dianjurkan jika terjadi lebih dari 2 kali eksaserbasi PPOK setiap tahunnya.
Esra Erkomay mengatakan, kemitraan dengan KFTD ini menegaskan komitmen AstraZeneca dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan primer bagi pasien asma dan PPOK
"Dengan memanfaatkan kekuatan bersama, kami dapat menciptakan ekosistem kesehatan yang menguntungkan pasien dan tenaga medis, memberikan hasil kesehatan yang lebih baik di seluruh Indonesia," terang Esra Erkomay dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/2).
AstraZeneca Indonesia dan KFTD berkolaborasi untuk transformasi layanan kesehatan primer
- Begini Skenario Evakuasi Warga Gaza versi Presiden Prabowo
- BNI Hadirkan Layanan Kesehatan di Posko Mudik Malang
- Inovasi Digital Permudah Akses Informasi Medis Terverifikasi
- Telkom Memperkuat Digitalisasi RS Dadi Keluarga Ciamis Lewat Layanan NeuCentrIX
- Cek Kesehatan Gratis di Jateng, Terbuka untuk Warga Luar Daerah
- Begini Cara Konsultasi Dokter Secara Online di Klinik Utama Pandawa, Gratis Lho!