Asumsi Harga Minyak Diturunkan
Dari USD 140 Menjadi USD 130 Per Barel
Selasa, 29 Juli 2008 – 09:14 WIB

Asumsi Harga Minyak Diturunkan
JAKARTA – Fluktuasi harga minyak dunia membuat pemerintah kembali merevisi asumsi harga minyak dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, mulai berangsurnya harga minyak di pasar internasional hingga mendekati USD 120 per barel, menjadi bahan pertimbangan untuk menurunkan asumsi harga minyak dalam APBN 2009, dari USD 140 per barel menjadi USD 130 per barel. ’’Itu lebih merefleksikan situasi sebulan ini,’’ ujarnya di Jakarta. Menurut Ani, sapaan Sri Mulyani, proyeksi yang terjadi di seluruh dunia, mengenai masalah global ekonomi yang turun menyebabkan kemungkinan nilai equilibrium ada di sekitar USD 133 per barel. Saat rapat kabinet pada 22 Juli, pemerintah memang sudah mengeluarkan beberapa asumsi yang akan dipakai dalam perhitungan APBN 2009. Yakni, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen, inflasi 6,5 persen, tingkat suku bunga untuk SBI 3 bulan 8,5 persen nilai tukar di 9.100 rupiah, asumsi harga minyak USD 140 per barel, dan produksi siap jual atau lifting minyak sebesar 950.000 barel per hari. Terkait turunnya harga minyak dunia terhadap APBN 2008, Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Soeharso Monoarfa mengatakan hal itu memang sedikit melegakan Indonesia yang berpredikat sebagai net importer. Beban subsidi akan sedikit lebih ringan, namun tetap saja APBN belum aman.
Karena itu, lanjut dia, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) periode 2009 diproyeksikan akan ada di kisaran USD 128 – 129 per barel. ’’Jadi, kemungkinan kita pakai di USD 130,’’ katanya.
Baca Juga:
Ani menambahkan, meski menurunkan asumsi harga minyak, namun untuk menjaga segala risiko dalam harga minyak, pemerintah tetap akan menjaga dana cadangan risiko fiskal dengan asumsi harga di USD 160 per barel. ’’Jadi mungkin baseline-nya saja yang akan diturunkan namun risiko fiskalnya tetap mencakup USD 160 per barel,’’ terangnya.
Menurut Ani, cadangan risiko fiskal ini disiapkan dalam APBN jika ternyata asumsi harga minyak jauh melebihi dari target.
Baca Juga:
Menurut dia, turunnya harga minyak memang berdampak positif bagi APBN, sebab akan meringankan potensi pembengkakan subsidi. ’’Lumayan, tapi tetap belum aman,’’ ujarnya.
JAKARTA – Fluktuasi harga minyak dunia membuat pemerintah kembali merevisi asumsi harga minyak dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
BERITA TERKAIT
- Mudik Lebaran 2025, KCIC Siapkan 808.946 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh
- Waka MPR Penuhi Undangan ADB, Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Bata Luncurkan Koleksi Sepatu Lebaran 2025: Penuh Gaya untuk Hari Raya
- Aksi Premanisme oleh Ormas Bikin Para Investor Resah
- FINI Menolak Wacana Kenaikan Royalti Nikel, Soroti Dampak Ekonomi
- Hilirisasi dan Investasi Strategi Ampuh Pemerintah Ciptakan Lapangan Kerja