Asumsi Harga Minyak Diturunkan

Dari USD 140 Menjadi USD 130 Per Barel

Asumsi Harga Minyak Diturunkan
Asumsi Harga Minyak Diturunkan
Soeharso mengatakan, ada beberapa factor yang mempengaruhi postur APBN. Di sisi pengeluaran, subsidi BBM dan listrik terkait erat dengan harga minyak dan volume konsumsi. Sedangkan dari sisi penerimaan, terkait erat dengan angka lifting atau produksi siap jual minyak. ’’Jadi, harga minyak hanya satu dari tiga factor dominant,’’ katanya.

Dia menyebut, jika tren turunnya harga minyak dunia bisa berlanjut dan bertahan di kisaran USD 110 per barel, maka harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price bisa diharapkan berada di kisaran USD 100 per barel, atau tidak terlalu jauh dari asumsi APBN-P 2008 sebesar USD 95 per barel.

Soeharso mengatakan, harga minyak jelas tidak bisa dikontrol. Karena itu, yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengamankan APBN adalah berkonsentrasi pada dua factor lainnya, yakni konsumsi BBM dan lifting minyak. ’’Dua ini yang harus dijaga,’’ terangnya.

Menurut dia, pemerintah harus benar-benar focus pada dua hal tersebut. Sebab, jika sampai salah satau atau apalagi dua-duanya meleset, maka APBN bisa dipastikan akan jebol.

Karena itu, lanjut Soeharso, sepanjang semester II ini, pemerintah harus berupaya keras menekan konsumsi BBM agar tidak terus membengkak. ’’Kalau pembatasan dengan smart card tidak jadi dilakukan, maka harus ada program penghematan lain, konversi minyak tanah ke elpiji juga harus digenjot,’’ paparnya.

Soeharso menambahkan, factor penting lain yang harus mendapat perhatian serius adalah target angka lifting minyak yang sebesar 927.000 barel per hari. Dia mengatakan, potensi pembengkakan di sektor pengeluaran harus diimbangi dengan tambahan di sektor penerimaan.

Karena itu, lanjut dia, sebagai langkah antisipasi seandainya konsumsi BBM subsidi membengkak dan harga minyak tetap berada di level tinggi, maka realisasi lifting minyak harus di atas target APBN-P 2008. ’’Minimal harus 960.000 barel per hari. Inilah tugas pemerintah, terutama BPMigas,’’ tandasnya. (owi)

JAKARTA – Fluktuasi harga minyak dunia membuat pemerintah kembali merevisi asumsi harga minyak dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News