Asyam Korban Diksar, Pernah Diundang Presiden Jokowi

Asyam Korban Diksar, Pernah Diundang Presiden Jokowi
SEMASA HIDUP: Syaits Asyam dalam sebuah kegiatan kepecintalaman. Foto: Dok keluarga

”Asyam juga sempat cerita tiga hari pertama tidak apa-apa, tapi setelah itu baru kejadian. Asyam tidak pernah melawan,” ujarnya.

Di mata Handayani, Asyam merupakan sosok yang sederhana, taat beribadah, dan dekat kepada orang tua.

Cowok kelahiran 7 Juli 1997 itu sangat dielu-elukan keluarganya. Maklum, dia anak tunggal. Meski anak tunggal, Asyam sangat mandiri.

”Dia selalu berusaha mendapatkan apa yang diinginkan dengan usahanya sendiri. Sangat ingin membahagiakan kedua orang tuanya,” kata Handayani.

Sejak SMA hingga kuliah, Asyam juga sangat mencintai bidang penelitian. Tak heran, dia pun berprestasi di bidang itu.

Saat di SMA Kesatuan Bangsa Jogjakarta, bersama sahabatnya, Galih Ramadhan, Asyam meraih medali emas dalam ajang Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2014.

Keduanya melakukan penelitian kimia bertajuk Treatment of Oil Spill by Buffing Dust as an Efficient Adsorbent.

Dia juga meneliti limbah laut. Berkat penelitian itu, Asyam diundang ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi. ’’Dia sangat bangga atas prestasi yang diraihnya itu,” kenang Handayani.

Syaits Asyam, satu di antara tiga korban meninggal dalam diksar Mapala UII (Unisi) Jogjakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News