Asyik… Sampah Bisa Ditukar Telur

jpnn.com - KETUA Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Purwakarta Ane Mustika Mulyadi meminta seluruh anggotanya dan ibu rumah tangga (IRT) cerdas dalam pengelolaan sampah. Tahun lalu dia mengimbau anggota PKK di setiap kecamatan maupun tingkat desa untuk mengumpulkan sampah.

Meski direspons, imbauan itu belum berjalan maksimal. Tahun ini, terkait dengan program kebijakan bupati, di samping mengumpulkan sampah, IRT dituntut untuk menambah kualitas gizi anak-anak. Jadi, bukan hanya nilai kebersihan yang didapat, melainkan juga nilai kesehatan masyarakat.

''Sampah bisa ditukar dengan telur. Teknisnya, nanti sampah yang terkumpul dapat dijual kepada pengepul. Misalnya, jika harga sampah per 1 kilogram (kg) mencapai Rp 3.000, ditukar dengan 3 biji telur,'' jelas Ane kepada Pasundan Ekspres (Jawa Pos Group) kemarin (12/3).

Sistem kalkulasi harga dengan ditukar telur diberlakukan untuk meningkatkan daya konsumsi gizi anak-anak. Ane sempat berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Purwakarta. ''Ternyata kelemahannya adalah pemilahan sampah organik dan anorganik. IRT dan PKK kami harus cerdas memilah sampah,'' katanya.

Istri orang nomor satu di Purwakarta itu pun menilai, di kabupaten lain, di tempat penampungan sampah (TPS) sampah organik dan anorganik sudah dipilah. Hal tersebut tentu tidak salah bila juga dilakukan di Purwakarta.

''Kami libatkan IRT dan PKK karena mereka yang berbelanja, memasak, dan membuang sampah. Sebelum dikirim ke TPS, sampah organik dan anorganik harus dipilah,'' terangnya.

Berdasar kebijakan pemkab, sistem di TPS akan diatur DKP (dinas kebersihan dan pertamanan). Begitu juga sampah organik dan anorganik. ''Dibantu juga dengan bank sampah dari DKP. Kami akan mengajak seluruh unsur masyarakat dengan dibantu PKK giat mengumpulkan sampah,'' ujar Ane. (dik/rif/diq/mas)