Atas Nama Kemanusiaan, Tolonglah Kami...

Oleh: Anita Anggriany Amier - Pemred Palu Ekspres

Atas Nama Kemanusiaan, Tolonglah Kami...
Kondisi Masjid Baiturr Rahman Kota palu yang diterjang gempa dan tsunami pada Jumat (28/9). Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

Mereka pemerintah pusat, mereka aparat dari pemerintah RI atau dari provinsi tetangga, di mana kalian? Kami sungguh membutuhkan bantuan. Bukankah negeri ini telah lama berdiri lengkap dengan prosedur penanganan masyarakat pascagempa? Kami seperti ditinggalkan sendiri.

Tak banyak lagi uang di tangan. Kami masih ingin makan dan minum secara halal yang dapat kami beli di toko-toko dan kios-kios.

Tak banyak lagi uang di tangan kami. Kami tak bisa mengakses ATM untuk mengambil hak kami karena bank khawatir akan penjarahan.

Lalu, langkah kami pun menjadi lumpuh. Itu karena untuk mengakses bantuan, kami butuh kendaraan untuk menjangkau lokasi-lokasi pengungsian, krisis center, dan tempat dimana kami bisa mengakses bantuan pangan. Kendaraan tak bisa jalan tanpa BBM.

Sementara bermacam-macam isu beredar tanpa terbendung bahwa Palu akan tenggelam, bahwa lumpur semakin dekat ke kota. Kami menjadi khawatir dan ingin meninggalkan kota ini.

Ketakutan akan informasi penjarahan dan perampok di jalan-jalan terdampak gempa tsunami ini merambah. Mengisi ruang-ruang hampa di hati kami yang dipenuhi kecemasan.

Atas nama kemanusiaan, tolong kami. Jaga kami dari aksi penjarahan manusia tak beradab yang memanfaatkan musibah atas kepentingan pribadi. Bukankah kalian punya senjata untuk menembak mereka yang perampok itu.

Atur Kota Palu, Donggala, dan Sigi agar semua objek vital dapat kami akses. Agar tidak ada perompak yang datang membawa parang untuk menjarah. Lindungi kami, bukankah kami bagian dari warga negara Indonesia. (*)


Gempa berkekuatan 5 SR masih berkali-kali terjadi di Kota Palu sejak Jumat, 28 September 2018 hingga 2 Oktober 2018.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News