Atasi Bentrok, Polisi Hanya Fokus TKP
Sabtu, 02 Oktober 2010 – 17:26 WIB
JAKARTA – Kritik terhadap jajaran kepolisian dalam menangani serangkain kasus kekerasan bersenjata, terus mengalir. Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Tamrin Amal Tomagola mengatakan, kepolisian selalu nampak lambat menyelesaikan konflik missal, lantaran polisi hanya menggunakan pendekatan yang fokus ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) saja. Dia mengingatkan polisi agar bisa memahami bahwa sebuah persoalan konflik, sudah pasti ada akar penyebabnya. Baik itu dalam kasus Tarakan, ataupun tragedy Ampera. Dikatakan, kejadian bentrokan di dua tempat itu, sebenarnya sudah bisa diantisipasi.
Mestinya, lanjut pria kelahiran Halmahera Utara itu, polisi juga menggunakan perspektif jangka panjang, menurut ancaman kekerasan yang mungkin terjadi. Sehingga bisa lebih cepat mengatasi konflik.
Tamrin memberi contoh dalam kasus bentrokan antardua kelompok pemuda di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Polisi, lanjutnya, hanya fokus untuk mengamankan persidangan saja. Padahal sudah jelas, potensi bentrokan itu ada, lantaran ada kejadian bentrokan yang bisa mendahuluinya, yakni April 2010 di Blowfish. “Mestinya sejak saat itu mereka diikuti, kalau bawa senjata, langsung dirampas,” ujar Tamrin Amal Tomagola dalam diskusi bertema “Republik Konflik” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (2/10).
Baca Juga:
JAKARTA – Kritik terhadap jajaran kepolisian dalam menangani serangkain kasus kekerasan bersenjata, terus mengalir. Sosiolog dari Universitas
BERITA TERKAIT
- Gelar Mudik Gratis Nataru, Kemenhub Ingin Berkhidmat pada Masyarakat Menengah ke Bawah
- Habiburokhman: Polri Responsif Tangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir Rob
- Komisi III DPR Sebut Polri Paling Responsif Tindaklanjuti Pengaduan Masyarakat
- Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2024, Taspen Pertahankan Predikat Informatif
- Polisi Mencekal 3 Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Risma