Atasi Kesenjangan di Indonesia Jangan Tiru Cara Malaysia

Dengan kebijakan itu diharapkan terjadi keseimbangan antara China dan masyarakat Melayu.
Harapannya, dengan tidak adanya kesenjangan maka bisa tercapai integrasi sosial di Malaysia.
“Tapi apa yang terjadi? Hasilnya memang kesenjangan antara China dan Melayu di Malaysia bisa dipersempit. Tetapi integrasi sosial tidak terjadi. Malah antara China dan Melayu semakin jauh,” kata Yudi.
Karena itu Yudi menegaskan bahwa keadilan memang harus diperjuangkan tapi bukan dengan memprioritaskan ras atau agama.
“Siapa pun kelompok marjinal, tanpa melihat ras dan agama, harus mendapat perhatian dari negara,” ujarnya.
“Itulah Pancasila,” katanya lagi.
Menurut Yudi, bila kebijakan menciptakan keadilan yang dilakukan negara (affirmative action) mengutamakan ras atau agama tertentu maka bisa meyobek persatuan. Keadilan dan persatuan tidak bisa dipisahkan.
“Tidak ada keadilan tanpa persatuan dan tidak ada persatuan tanpa keadilan,” tuturnya.
Malaysia menggunakan cara affirmative action dengan harapan menuntaskan masalah kesenjangan sosial
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji
- Anak Menkum Supratman dan Ahmad Ali Dilaporkan ke KPK terkait Pemilihan Pimpinan MPR dan DPD
- Waka MPR Apresiasi Penjelasan Dirut Pertamina: Redam Kegundahan Publik