Atasi Krisis Kedelai, Butuh 500 Ribu Hektar Areal Baru

Atasi Krisis Kedelai, Butuh 500 Ribu Hektar Areal Baru
Atasi Krisis Kedelai, Butuh 500 Ribu Hektar Areal Baru
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat di MPR, Jafar Hafsah menyayangkan hilangnya tempe dan tahu di pasaran. Menurutnya, krisis tempe dan tahu tidak perlu terjadi bila pemerintah konsisten dengan program swasembada pangan khususnya kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe.

"Mestinya persoalan ini tidak perlu terjadi jika pemerintah konsisten untuk menjalankan agenda mewujudkan swasembada komoditi pangan strategis termasuk kedelai apalagi dukungan anggaran untuk itu semakin besar dari tahun ke tahun," kata Jafar dalam rilisnya yang dikirim ke JPNN, Sabtu (28/7).

Jafar mengatakan hilangnya tempe dan tahu  di pasaran membuat banyak orang kebingungan. Sebab, keberadaam tempe dan tahu sama dengan nasi yang seperti menjadi kebutuhan pokok di semua lapisan dan kalangan, mulai dari orang miskin di pedesaan sampe orang kaya diperkotaan.

"Penyebabnya adalah boikot dari penghasil tahu tempe sebagai bentuk protes atas melambungnya harga kedelai dari Rp 6 ribu  menjadi Rp 8 ribu. Tentunya persoalan ini memerlukan penyelesaian yang komprehensif baik solusi jangka pendek maupun jangka panjang," ucapanya.

JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat di MPR, Jafar Hafsah menyayangkan hilangnya tempe dan tahu di pasaran. Menurutnya, krisis tempe dan tahu tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News