Atasi Krisis Kedelai, Butuh 500 Ribu Hektar Areal Baru
Sabtu, 28 Juli 2012 – 23:42 WIB
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat di MPR, Jafar Hafsah menyayangkan hilangnya tempe dan tahu di pasaran. Menurutnya, krisis tempe dan tahu tidak perlu terjadi bila pemerintah konsisten dengan program swasembada pangan khususnya kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe.
"Mestinya persoalan ini tidak perlu terjadi jika pemerintah konsisten untuk menjalankan agenda mewujudkan swasembada komoditi pangan strategis termasuk kedelai apalagi dukungan anggaran untuk itu semakin besar dari tahun ke tahun," kata Jafar dalam rilisnya yang dikirim ke JPNN, Sabtu (28/7).
Baca Juga:
Jafar mengatakan hilangnya tempe dan tahu di pasaran membuat banyak orang kebingungan. Sebab, keberadaam tempe dan tahu sama dengan nasi yang seperti menjadi kebutuhan pokok di semua lapisan dan kalangan, mulai dari orang miskin di pedesaan sampe orang kaya diperkotaan.
"Penyebabnya adalah boikot dari penghasil tahu tempe sebagai bentuk protes atas melambungnya harga kedelai dari Rp 6 ribu menjadi Rp 8 ribu. Tentunya persoalan ini memerlukan penyelesaian yang komprehensif baik solusi jangka pendek maupun jangka panjang," ucapanya.
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat di MPR, Jafar Hafsah menyayangkan hilangnya tempe dan tahu di pasaran. Menurutnya, krisis tempe dan tahu tidak
BERITA TERKAIT
- Kejagung Bangun Sistem Pantau Tuntutan Jaksa, Sahroni: Keren, Pastikan Semua Patuh!
- Komisi II Bakal Undang Mendagri-KPU Bahas Opsi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih
- Eddy Soeparno: Retreat Kepala Daerah, Ajang Menyamakan Persepsi Kejar Target 8 Persen
- Legislator PKB Duga Pagar Laut Modus Menguasai Lahan, Minta Menteri ATR Tanggung Jawab
- Soal Rencana Pembatasan Usia Medsos, Dave Komisi I: Keberpihakan Melindungi Generasi Muda
- Rahmat Saleh PKS Minta Mendagri Lantik Kepala Daerah Tak Bersengketa Sesuai Jadwal