Atasi Resistensi Antimikroba, Kemenkes Dorong Strategi One Health
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Kalsum Komaryani mengungkapkan 700 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat resistensi antimikroba (AMR).
Jumlah itu diprediksi meningkat hingga mencapai 10 juta orang per tahun di seluruh dunia pada 2050.
"Ternyata distribusinya diprediksi terbanyak di Asia dan Afrika sekitar 4,7 juta dan Afrika 4,1 juta, sisanya di Australia, Eropa, dan Amerika,” kata Kalsum, dalam keterangan tertulis pada Jumat (19/11).
Menurut dia, penyebab AMR ditinjau dari segi kesehatan ialah tidak adanya indikasi dalam penggunaan antimikroba, indikasi tidak tepat, serta pemilihan antimikroba dan dosis yang tidak tepat.
Dia menjelaskan resistensi bisa menyebar dengan sangat cepat melalui pertumbuhan perdagangan dan perjalanan global.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan mendorong strategi One Health sehingga kompleksitas pengendalian kejadian resistensi antimikroba bisa diatasi.
Respons berbasis One Health yang berkelanjutan mencakup manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan dianggap sangat penting untuk mengatasi ancaman ini.
Kalsum membeberkan strategi pengendalian resistensi antimikroba yang sudah dilakukan di Indonesia ialah meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang resistensi antimikroba, melakukan peningkatan pengetahuan, dan bukti ilmiah melalui surveilan.
Kementerian Kesehatan mendorong strategi One Health sehingga kompleksitas pengendalian kejadian resistensi antimikroba bisa diatasi.
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Penyeragaman Kemasan Rokok Tanpa Identitas Merek Berisiko Rugikan Konsumen & Produsen
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Dengue Meningkat, Kemenkes dan Takeda Gencarkan Upaya Pencegahan
- Mengenal Penyakit HFMD yang Sering Menyerang Anak, Ini Gejala yang Diwaspadai
- Komite III DPD Akan Panggil Menkes Terkait Dugaan Maladministrasi PMK 12/2024