Ataturk

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ataturk
Patung Ataturk di Antalya. Foto: Reuters

Modernisme yang diperkenalkan Mustafa Kamal Ataturk ke Turki dilakukan dengan melarang simbol-simbol Islam di kehidupan publik.

Ia secara ekstrem melarang pakaian Islam termasuk kerudung untuk wanita. Untuk menghilangkan pengaruh Islam Arab Mustafa melarang azan dengan bahasa Arab dan menggantinya dengan bahasa Turki.

Pribumisasi Islam ala Ataturk ini terdengar gemanya sampai ke Indonesia.

Mustafa Ataturk memisahkan agama dari negara dengan mengganti sistem pemerintahan khalifah menjadi republik. Turki yang sebelumnya islami dirombak menjadi Turki yang sekuler.

Cara-cara yang ditempuh Mustafa Ataturk sangat ekstrem, sehingga menimbulkan rasa kekalahan yang mendalam di kalangan Islam politik.

Pendukung Mustafa Ataturk melihat langkah-langkahnya sebagai modernisasi. Namun, lawan politiknya menganggap kebijakan Mustafa sebagai sekularisasi.

Dua pandangan itu menjadi dua kutub magnet yang tidak bisa dipersatukan.

Modernisasi dianggap sebagai sekularisasi, karena memisahkan agama dari politik. Sedangkan kalangan modern menganggap agama sebagai penghalang.

Rencana menjadikan Mustafa Kamal Ataturk menjadi nama jalan di Jakarta mungkin akan mengungkit luka lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News