ATM Dibobol Rp 416 Juta Tahun Lalu, kok Baru Cerita Sekarang?

ATM Dibobol Rp 416 Juta Tahun Lalu, kok Baru Cerita Sekarang?
Antre di ATM. Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - DENPASAR – Aksi kejahatan modus pembobolan ATM masih saja terjadi.Kali ini korbannya adalah Korban Kresna. 

Kepada awak media Kamis (24/3) sore, Komang Kresna mengaku mengalami musibah yang tak akan di lupakannya seumur hidup. ATM BNI miliknya dibobol petugas bodong senilai Rp 416 juta. Kejadiannya sudah lama, tepatnya sejak 21 November 2015 lalu. Kok baru cerita?

“Karena saya menunggu niat baik Bank BNI. Jadi setelah bikin laporan kepolisian, saya berharap BNI mempertanggung jawabkan apa yang terjadi,” ujar Kresna.

Namun, ternyata tidak ada solusi. Diakui, pasca bikin laporan, dia langsung menemui BNI. Bahkan, masalah ini sudah masuk ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Denpasar.

Tapi, lagi-lagi uangnya tak kembali. Kok bisa? Diceritakan, uang bisa berpindah tangan melalui tiga cara. Yakni melalui transfer, penarikan tunai, dan debit pembelanjaan.

“ATM saya jenis kartu Gold. Dengan nilai transfer maksimal satu hari Rp 100 juta. Tapi hasil rekening koran tanggal 22 November ada transfer senilai Rp 115 juta. Kok bisa seperti itu?” ujar Kresna yang mengaku belum mendapat jawaban dari pihak BNI. 

Dan, hal itu terus terulang hingga uangnya senilai Rp 416 juta terkuras habis.

Agung Setyanto selaku PBN PT BNI cabang Denpasar dalam pernyataan tertulis pada tanggal 26 November 2015 mengatakan, memang benar Kresna mengalami kejahatan card trapping, di mana kartu ATM Kresna tidak bisa dikeluarkan atau tertelan di card reader. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News