Aturan Anyar BI Bikin Likuiditas Perbankan Kian Longgar

jpnn.com, JAKARTA - Perbankan berpeluang memiliki likuiditas yang lebih longgar sehingga mampu menyalurkan kredit dengan jumlah lebih besar.
Hal itu tidak lepas dari peraturan anyar yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI).
Di antaranya, aturan penyesuaian tentang rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) bagi bank umum konvensional (BUK), bank umum syariah (BUS), dan unit usaha syariah (UUS).
’’Itu merupakan tindak lanjut dari keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21 Maret 2019 untuk memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif,’’ ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.
Kebijakan tersebut memang ditempuh untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan ekonomi.
Namun, tetap memperhatikan terjaganya stabilitas sistem keuangan.
Dia menekankan, aturan itu juga merupakan sinyal dari BI bahwa pihaknya mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit.
Dengan begitu, target pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 10–12 persen bisa tercapai.
Perbankan berpeluang memiliki likuiditas yang lebih longgar sehingga mampu menyalurkan kredit dengan jumlah lebih besar.
- BTN Dapat Nilai Excellent dari Sustainable Fitch
- Bea Cukai Genjot Ekspor di Daerah Ini Lewat Langkah Kolaboratif dengan Berbagai Instansi
- Penyebab IHSG & Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini
- Efek Kebijakan DHE 100 Persen, Saham Perbankan Hijau
- Berkat Inovasi Berkelanjutan, Bank Mandiri Raih 2 Penghargaan Alpha SouthEast Asia 2024
- 6 Bank Pelopor Ditargetkan Beroperasi di IKN pada 2026