Aturan Baru, Belum Apa-apa Sudah Diprotes

Laporan NUPTK Online Kacau Mulai Muncul

Aturan Baru, Belum Apa-apa Sudah Diprotes
Aturan Baru, Belum Apa-apa Sudah Diprotes
Rata-rata, kekacauan yang terjadi karena oknum petugas dinas pendidikan setempat yang bertugas mengentri data guru dan tenaga kependidikan (seperti tata usaha, tukang kebun, penjaga koperasi) ogah meng-upload data guru bakal calon peserta sertifikasi. "Ujung-ujungnya minta duit. Kalau tidak begitu meminta guru langsung mengentri ke pusat (Jakarta, Red)," papar Sulistyo.

Menurutnya, di lapangan guru atau tenaga kependidikan tidak bisa mengentri data NUPTK sendiri. Baik itu di laptopnya sendiri maupun di warnet. Entri data harus dikebut di dinas pendidikan setempat. Sebab, jika setiap bakal calon peserta sertifikasi diberi keleluasaan mengentri data sendiri, praktek manipulasi data sulit dibendung.

Menanggapi sikap protes PGRI tadi, Mendikbud Muhammad Nuh dengan enteng mengatakan ujian kompetensi bagi bakal calon peserta sertifikasi tetap dilaksanakan. "Tapi standar kelulusan yang kita tetapkan tidak terlalu tinggi," kata dia. Ibarat ulangan harian, betul separuh atau dapat angka 50 bisa lulus. Namun, Nuh mengatakan secara pasti batas nilai terendah kelulusan ujian kompetensi ini.

Para guru bakal calon peserta sertifikasi, terutama yang sudah tua, dihimbau tidak terlalu khawatir dengan pelaksanaan ujian kompentensi ini. "Kalian jangan meremehkan kemampuan guru senior," kata Nuh ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin (15/11). Dia memiliki pengalaman diajar guru senior yang hafal semua rumus-rumus matematika. "Saking menguasi materi, dia tidak bawa buku. Buku di-tekuk (dilipat, Red) dimasukkan di saku," lanjut Nuh.

JAKARTA - Penerapan sistem baru untuk sertifikasi guru 2012 masih tahap sosialisasi. Namun, gelombang penolakan semakin kencang. Diantaranya memprotes

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News