Atut Hanya Ingin Ketemu Anaknya di Tahanan
jpnn.com - JAKARTA - Empat hari menjadi tahanan di Rutan Pondok Bambu, kondisi mental Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ternyata belum juga membaik. Gubernur wanita pertama di Indonesia itu lebih banyak terdiam dan menolak untuk berkomunikasi dengan siapapun.
"Ibu masih drop belum optimal," kata kuasa hukum Atut, Tina Hariyaningsih kepada wartawan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (23/12).
Bahkan, lanjut Tina, tim kuasa hukum pun sulit berkomunikasi dengan tersangka kasus korupsi itu. Menurutnya, sejak tadi pagi tim kuasa hukum hanya mendampingi Atut dan sama sekali tidak membahas kasus.
Atut juga tidak mau membahas masalah-masalah yang terjadi di Provinsi Banten pascapenahanannya. Termasuk tentang mekanisme pelimpahan wewenangnya kepada Wakil Gubernur Rano Karno.
"Bu Atut cuma ingin ketemu anak-anak saja, belum mau bahas yang lain," ungkap Tina.
Namun sayang, peraturan lapas yang ketat menghalangi anak-anak Atut membesuk. Padahal, putrinya Andriana Aprilia Hikmat sudah terlanjur mendatangi Rutan Pondok Bambu. Putri kedua Atut itu dilarang membesuk karena tidak mengantongi izin dari KPK.
"Padahal di undang-undang tidak ada peraturan semacam itu," kata Tina lagi.
Di lokasi yang sama, pengacara Atut lainnya, TB Sukatma membantah kabar yang menyebutkan bahwa kliennya mendapat perlakuan khusus dari pihak rutan. Ditegaskannya, saat ini Atut masih menempati sel Mapenaling bersama belasan napi lainnya.
JAKARTA - Empat hari menjadi tahanan di Rutan Pondok Bambu, kondisi mental Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ternyata belum juga membaik. Gubernur
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- Dukung Program Prabowo, Polisi Bersama Jurnalis Gelar Uji Coba Makan Siang Bergizi di Sekolah
- Kisruh di Apartemen Graha Cempaka Mas, Warga Ngadu ke Pj Gubernur Jakarta
- Anak Buah Prabowo Ini Sebut Ibu Kota Negara Masih DKI Jakarta
- Pernyataan Terbaru Mendikdasmen Abdul Mu'ti soal Kenaikan Gaji, Honorer Bisa Senang
- Cara Indonesia Re Membangun Budaya Integritas dan Akuntabel