Auditor Minta Bapepam Usut Transaksi Derivatif
Minggu, 26 Oktober 2008 – 01:13 WIB

Auditor Minta Bapepam Usut Transaksi Derivatif
JAKARTA – Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) diminta lebih tegas menjalankan kewenangannnya sebagai pengawas pasar modal. Sebagai pemegang otoritas, selama ini Bapepam dinilai melempem. Kasus-kasus yang menyangkut nasib investor pasar modal, baru dituntaskan setelah terungkap publik dan media.
‘’Terjadi gap yang besar. Kemampuan otoritas pasar modal, yakni Bapepam, untuk mengidentifikasi kasus pasar modal kurang berani. Setelah diungkap media, baru Bapepam bergerak,’’ terang auditor independen dari Safitri, Motik, and Partner Indra Safitri di Jakarta, Sabtu (25/10).
Baca Juga:
Dalam kasus kebangkrutan di pasar modal global yang berimbas di Indonesia, misalnya, Indra melihat Bapapam maupun Bursa Efek Indonesia (BEI) kurang reaktif melakukan kontrol terhadap emiten dan pelaku pasar di dalam negeri. Indra menyebut, otoritas belum berani mengingatkan, menegur, atau mengekspose emiten yang melakukan perdagangan derivatif.
Padahal, kata Indra, transaski derivatif terbukti membuat perusahaan keuangan papan atas internasional kolap. Bursa AS terutama yang paling merasakan pahitnya transaksi ini. Kasus Baring, UBS, NatWest Bank, Metallgesellschaft, Procter & Gamble, Enron, dan terakhir Lehman Brothers, menjadi bukti. Di Indonesia, juga pernah menimpa Bank Duta yang menyebabkan salah satu direksinya, Dicky Iskandardinata, dijerat hukum. Bank Niaga juga pernah terserempet kasus serupa.
JAKARTA – Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) diminta lebih tegas menjalankan kewenangannnya sebagai pengawas pasar modal. Sebagai pemegang
BERITA TERKAIT
- Terungkap, Oknum TNI AL Habisi Nyawa Juwita di Dalam Mobil
- Kapolri: Rest Area KM 456 Salatiga Jadi Favorit Pemudik
- Itulah Tampang Oknum TNI Tersangka Pembunuh Wartawan Juwita
- Kecelakaan di Koja, 2 Pengendara Motor Tewas
- SE Terbaru MenPANRB, Seluruh PNS dan PPPK Wajib Tahu
- Tak Ada Alasan Menunda Pengangkatan CPNS & PPPK 2024, BKN Beri Peringatan Tegas