Augmented Reality, Teknologi yang Membantu Tunanetra Melihat

“Saat ini intensitas sentuhan adalah proporsional dengan seberapa dekat obyek tersebut dengan penggunanya”, kata Mongia.
“Jadi jika obyek sangat dekat dengan pengguna, maka getaran akan lebih kuat. Namun apabila objeknya jauh dari pengguna, maka getaran akan lebih lemah,” tutur Rajiv Mongia seperti yang dilansir FAJAR (Grup JPNN.com).
Darryl Adams, technical project manager di Intel, yang didiagnosa menderita Retinitis Pigmentosa (penyakit mata yang mengakibatkan kerusakan retina), 30 tahun lalu, telah menguji teknlogi wearable tersebut. Adams menyatakan teknologi ini memungkinkan dia untuk memvisualisasikan mimpinya dengan menambah penglihatannya melalui sensasi sentuhan.
“Bagi saya, ada nilai yang luar biasa dalam kemampuan untuk mengenali ketika terjadi perubahan di sekeliling saya”, kata Adams.
“Kalau saya sedang berdiri dan merasakan ada getaran, seketika itu saya mampu mengubah arah pada yang lebih tepat untuk melihat apa yang telah berubah. Biasanya hal ini akan terjadi apabila ada seseorang yang mendekat, sehingga saya bisa menyapanya, atau paling tidak saya bisa mengetahui kalau mereka ada,” bebernya.
“Tanpa teknologi ini, saya akan kehilangan jika ada perubahan di sekitar saya sehingga sering membuat jadi sedikit canggung,” katanya. (aci/jpnn)
Perkembangan yang makin pesat memberi efek luar biasa kepada layanan kemanusiaan. Intel mengembangkan teknologi Augmented Reality untuk membantuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Teknologi BLES dan Energi Matahari, Langkah Hijau Menuju Masa Depan Berkelanjutan
- Menangkap Momen Berharga dengan Peralatan Inovatif dari INBEX
- Honor Pad 9, Tablet Ringan dengan Performa Tinggi, Cek Harganya di Sini
- Korika Nilai Penerepan AI di RI Masih Menghadapi Berbagai Tantangan
- Apple Sedang Merancang Ulang iOS, iPadOS, dan MacOS
- Australia & Indonesia Siapkan Anggaran Rp 40 Miliar untuk Riset Transisi Energi Berkelanjutan