Australia Akan Buka Keran Impor Mobil untuk Pembelian Pribadi

Warga Australia berpeluang melakukan pembelian langsung mobil yang lebih murah dari luar negeri, tidak lagi harus melalui dealer di Australia. Hal ini dimungkinkan setelah pemerintah mengajukan rencana deregulasi yang akan menghapuskan berbagai aturan impor.
Kabinet pemerintahan PM Tony Abbott sepakat menghapus berbagai rintangan yang selama ini menghalangi konsumen untuk membeli mobil baru dari luar negeri.
Pemerintah berdalih deregulasi ini akan memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen termasuk akses kepada mobil murah, pada saat seluruh industri mobil Australia menghentikan produksinya tahun 2017 mendatang.
Namun, pemerintah tampaknya enggan untuk menerapkan pendekatan yang sama terhadap impor mobil bekas.
Menteri Muda urusan Infrastruktur dan Pembangunan Regional Jamie Briggs kepada ABC menjelaskan rencana pemerintah ini bertujuan untuk memastikan warga Australia bisa membeli mobil berkualitas dengan harga terbaik.
"Isunya adalah, mengapa memberlakukan aturan jika kita sudah menjadi bagian pasar global," kata Jamie Briggs.
"Selama ini kita tidak melarang konsumen membeli berbagai barang dari luar negeri melalui internet. Jadi tak ada alasan mengapa kita tidak membolehkan mereka membeli mobil baru dari luar negeri," katanya.
Briggs mengatakan jika deregulasi ini nanti disetujui maka konsumen Australia bisa melakukan pembelian langsung ke dealer mobil di negara lain, sepanjang mobil itu memenuhi standar keamanan dan desain.
Warga Australia berpeluang melakukan pembelian langsung mobil yang lebih murah dari luar negeri, tidak lagi harus melalui dealer di Australia. Hal
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia