Australia Akan Mempercepat Penerimaan Pengungsi Dari Suriah

Abu Mazen, pengungsi asal Suriah. Foto: ABC News, Sophie McNeill.
Salah satunya adalah Abu Mazen, berusia 41 tahun yang memiliki lima orang anak. Ia telah tinggal disini selama empat tahun.
Ia menyambut para delegasi Australia dengan kopi Arab di gubuk keluarganya.
Peter Vardos dan rekan-rekan delegasi lainnya sangat berterima kasih dengan keramahan yang ditawarkan keluarganya dalam menyambut mereka. Sebagai balasannya, para delegasi membagikan boneka koala kecil untuk anak-anaknya.
Kepada para delegasi, Abu Mazen menjelaskan kehidupannya di dalam kamp pengungsi.
"Pesan yang saya sampaikan adalah bagaimana kondisi kehidupan di sini yang sangat sulit," ujarnya kepada ABC usai bertemu para delegasi. "Mimpi saya adalah untuk mengobati masalah medis anak-anak saya dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari."
Departemen Imigrasi Australia mengatakan prioritas utama akan diberikan kepada keluarga-keluarga yang paling menderita. Tapi dengan jumlah yang mencapai lebih dari 4 juta pengungsi Suriah, maka memilih siapa yang paling menderita tentunya bukan hal yang mudah.
"Di tengah cobaan dan kesengsaraan, mereka masih memiliki harapan dan aspirasi," ucap Peter Vardos.
"Saya tentu berharap Australia dapat berkontribusi, setidaknya untuk beberapa dari mereka, agar dapat memenuhi harapan dan aspirasi mereka."
Dari pantauan ABC, keluarga Suriah dan Irak yang akan tiba di Australia akan mencapai bulanan.


Delegasi asal Australia mengunjungi Yordania, untuk melihat keadaan langsung dari para pengungsi asal Suriah. Rencananya, pemerintah Australia akan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus