Australia Alami Kerugian Judi Online Terbesar di Dunia, Iklan di Media Jadi Sorotan
Australia mengalami kerugian judi tertinggi di dunia, menurut laporan terbaru lembaga Grattan Institute.
Lembaga ini juga menyerukan pemerintah di tingkat federal dan negara bagian untuk melawan "kepentingan tertentu" dan melarang penuh iklan judi, serta membatasi jumlah orang untuk bermain mesin slot, atau istilahnya pokies, serta judi online.
Laporan berjudul A Better Bet: How Australia Should Prevent Gambling Harm menyebut Australia mengalami kerugian tertinggi dalam perjudian di dunia karena pemerintahnya menerapkan "pendekatan yang longgar untuk mengatur perjudian" dan "membiarkan industri perjudian menjadi tak terkendali".
Laporan tersebut mencatat beberapa upaya reformasi untuk industri perjudian sebelumnya gagal "karena serangan dengan pendanaan yang baik dan terkoordinasi oleh kepentingan tertentu", sehingga menyebabkan kegagalan besar.
Pada tahun 2020-2021 tercatat warga Australia kehilangan AU$24 miliar karena perjudian, menurut laporan tersebut.
Rata-rata kerugian tahunan per orang dewasa, yakni sebenar AU$1.635, sudah jauh melebihi kerugian rata-rata di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru.
Pemerintah di bawah pimpinan PM Anthony Albanese saat ini berada di bawah tekanan untuk mengurangi kerusakan sosial yang disebabkan oleh judi online.
Semua berawal dari penyelidikan senat tahun lalu yang menemukan terlalu banyaknya iklan judi yang ditujukan kepada anak-anak, terutama selama acara olahraga yang mendorong mereka untuk berjudi.
Australia mengalami kerugian judi tertinggi di dunia, menurut laporan terbaru lembaga Grattan Institute
- Markas Judol di Leuwipanjang Bandung Digerebek, Berkamuflase jadi Toko Pakaian
- 6 Perempuan di Singkawang Terlibat Judi Online, Langsung Digulung Polisi
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Penyelesaian Judi Online Cuma 1, Tergantung Penegak Hukumnya
- Gerak Cepat, Kemkomdigi Tutup 11.544 Konten Judi Online
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan