Australia Alami Kerugian Judi Online Terbesar di Dunia, Iklan di Media Jadi Sorotan
Penyelidikan tersebut menyarankan iklan terkait perjudian dihentikan secara menyeluruh dalam waktu tiga tahun, tetapi sejumlah perusahaan media menentangnya.
Muncul juga kekhawatiran pemerintah mungkin memperkenalkan larangan yang lebih ringan.
Sekitar delapan persen orang dewasa Australia memasang taruhan setidaknya sebulan sekali pada tahun 2022 dan kerugian keseluruhan dari taruhan atau judi online meningkat dari AU$3,6 miliar pada tahun 2008-2009 menjadi AU$5,8 miliar pada tahun 2020-2021.
Laporan Grattan mengatakan sudah saatnya pemerintah menentang operator taruhan dan perjudian daring yang "membantah klaim kepentingan pribadi mereka".
Kate Griffiths, wakil direktur program dari Grattan Institute dan juga salah satu penulis laporan tersebut, mengatakan laporan tersebut terutama berfokus pada mesin slot dan judi online, yang menjadi penyebab kerugian tertinggi dalam perjudian.
"Iklan judi ada di mana-mana. Ada di layar kita, dalam bentuk iklan, mesin slot di pub dan klub kita," kata Kate kepada ABC News.
"Tersedia kapan saja, di ujung jari kita dalam hal taruhan online. Ini menyebabkan kerugian tidak hanya bagi penjudi itu sendiri, tetapi juga keluarganya, komunitas, dan masyarakat Australia yang lebih luas, karena kita semua menanggung biayanya."
Mengapa Grattan menentang 'larangan sebagian' iklan perjudian daring
Lebih dari 1 juta iklan perjudian ditayangkan di sejumlah stasiun TV dan radio di kota-kota besar pada tahun 2022-23.
Australia mengalami kerugian judi tertinggi di dunia, menurut laporan terbaru lembaga Grattan Institute
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali
- Dunia Hari Ini: Lagi-Lagi Donald Trump Jadi Sasaran Percobaan Pembunuhan?