Australia Alami Kerugian Judi Online Terbesar di Dunia, Iklan di Media Jadi Sorotan
Laporan Grattan Institute memperingatkan larangan iklan judi yang hanya dilakukan sebagian, bukan menyeluruh, malah akan tetap memungkinkan anak-anak terpapar perjudian.
"Masalah dengan larangan sebagian adalah persisi seperti namanya, jadi menurut definisinya, larangan itu meninggalkan celah, dan pengiklan akan memanfaatkan celah tersebut, apa pun itu," kata Kate.
"Pada tahun 2018, ada beberapa pembatasan terkait periklanan dan iklan perjudian, yang secara total meningkat. Jadi larangan sebagian tidak menjamin pengurangan iklan perjudian dengan cara apa pun."
Seruan untuk memperkenalkan batas kerugian maksimum
Laporan Grattan Institute merekomendasikan pemerintah Australia untuk mengurangi jumlah mesin slot di setiap negara bagian secara bertahap, serta menyarankan untuk memperkenalkan batasan seberapa banyak seseorang dapat berjudi di mesin slot 'pokies' atau judi online.
Diketahui sekitar 1,2 juta warga Australia menggunakan mesin slot, yang kebanyakan berada di kawasan dengan penduduk yang rentan secara sosial dan ekonomi.
Laporan tersebut menunjukkan Australia memiliki satu mesin taruhan untuk setiap 131 orang pada tahun 2019.
Jumlah ini lebih banyak dari kebanyakan negara lain. Satu-satunya negara dengan jumlah slot yang lebih banyak adalah Jepang dan destinasi tujuan kasino seperti Makau.
Disebutkan sebagian besar mesin permainan Australia adalah mesin poker intensitas tinggi, dengan angka taruhan tinggi dan kecepatan permainan yang cepat.
Australia mengalami kerugian judi tertinggi di dunia, menurut laporan terbaru lembaga Grattan Institute
- Dunia Hari Ini: Jutaan Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Presiden Joko Widodo
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali