Australia Berjanji Tetap Buka Pintu untuk Pemetik Buah Asal Timor Leste

Australia Berjanji Tetap Buka Pintu untuk Pemetik Buah Asal Timor Leste
Pekerja pemetik buah asal Timor-Leste Helder Dias Ferreira akan pulang ke negaranya namun bertekad untuk kembali pada musim panen berikutnya. (ABC Rural: Hugo Rikard-Bell )

Biasanya hanya enam bulan

Desert Springs Farm, 170 kilometer di selatan Tennant Creek, merupakan salah satu perkebunan melon terbesar di Australia Tengah yang terletak di hamparan tanah merah dan padang rumput yang luas.

Manajer perkebunan itu, Paul McLaughlin, menyebut para pekerja di sana tahun ini sebagian besar berasal dari Timor Leste dan Vanuatu.

"Kami mempekerjakan dua orang backpacker dan 22 pekerja musiman," jelasnya.

Para pemetik melon musiman biasanya datang ke Australia selama enam hingga sembilan bulan dalam setahun. Mereka bekerja pada musim panen untuk mendapatkan upah yang layak yang sebagian besar dikirim ke keluarga mereka.

Namun, ketika mereka tiba pada Oktober 2019, tak ada yang menyangka mereka akan tinggal di Australia selama lebih dari 19 bulan.

Ketika virus corona menjadi pemberitaan internasional pada Maret tahun lalu, disusul dengan penutupan perbatasan, perjalanan pulang ke Timor Leste dan Vanuatu pun menjadi sulit bagi pekerja musiman yang masih di Australia.

"Sangat sulit bagi mereka. Ada salah satu yang berada di sini selama sekitar tujuh bulan sementara istrinya punya bayi. Dia belum bisa pulang untuk melihat anaknya," kata Paul.

Sudah seperti keluarga sendiri

Meskipun 19 bulan berlangsung dalam beberapa musim panen melon, para pekerja juga dapat bekerja di tempat lain di Australia agar tetap memiliki kesibukan.

Pekerja musiman di sektor pertanian Australia yang berasal dari Timor Leste telah diperbolehkan untuk keluar dari negara ini dan nantinya bisa kembali lagi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News