Australia Berusaha Menenangkan Negara ASEAN yang Khawatir soal Armada Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Australia Berusaha Menenangkan Negara ASEAN yang Khawatir soal Armada Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Scott Morrison menelepon untuk meyakinkan Joko Widodo menyusul kesepakatan kontroversial Australia dengan Inggris dan AS untuk pindah ke kapal selam bertenaga nuklir.  (AP:Tracey Nearmy/ABC News:Matt Roberts)

Duta Besar Australia untuk ASEAN Will Nankervis kemarin mengeluarkan pernyataan bahwa AUKUS "bukan aliansi atau pakta pertahanan".

Perjanjian itu, katanya, "Tidak mengubah komitmen Australia terhadap ASEAN maupun dukungan berkelanjutan kami untuk kepemipinan ASEAN di kawasan."

Pernyataan itu juga menekankan bahwa Australia tidak memiliki keinginan untuk memperoleh senjata nuklir dan bahwa armada kapal selam baru tidak akan dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

"Australia tetap teguh dalam dukungannya terhadap Perjanjian Non-Proliferasi (NPT). Australia akan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional untuk memastikan kepatuhan penuh dengan kewajiban NPT kami sebagai Negara Senjata Non-Nuklir," kata Nankervis.

"Kami tetap berkomitmen untuk memperkuat kepercayaan internasional pada integritas rezim non-proliferasi internasional, dan untuk menegakkan kepemimpinan global kami dalam domain ini."

Pernyataan itu merupakan bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk mencegah kritik berkelanjutan dari negara-negara Asia Tenggara.

Beberapa negara ASEAN telah mendorong perlunya mengeluarkan pernyataan bersama yang mengangkat kekhawatiran tentang AUKUS, meskipun belum jelas apakah inisiatif ini terwujud.

Tidak semua negara Asia Tenggara memiliki keprihatinan yang sama dengan Indonesia dan Malaysia.

PM Australia menghubungi Presiden Joko Widodo kemarin setelah Indonesia menyatakan prihatin atas perlombaan senjata terkait dengan perjanjian tiga arah Australia-Inggris-Amerika Serikat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News