Australia Berusaha Menenangkan Negara ASEAN yang Khawatir soal Armada Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Duta Besar Australia untuk ASEAN Will Nankervis kemarin mengeluarkan pernyataan bahwa AUKUS "bukan aliansi atau pakta pertahanan".
Perjanjian itu, katanya, "Tidak mengubah komitmen Australia terhadap ASEAN maupun dukungan berkelanjutan kami untuk kepemipinan ASEAN di kawasan."
Pernyataan itu juga menekankan bahwa Australia tidak memiliki keinginan untuk memperoleh senjata nuklir dan bahwa armada kapal selam baru tidak akan dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
"Australia tetap teguh dalam dukungannya terhadap Perjanjian Non-Proliferasi (NPT). Australia akan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional untuk memastikan kepatuhan penuh dengan kewajiban NPT kami sebagai Negara Senjata Non-Nuklir," kata Nankervis.
"Kami tetap berkomitmen untuk memperkuat kepercayaan internasional pada integritas rezim non-proliferasi internasional, dan untuk menegakkan kepemimpinan global kami dalam domain ini."
Pernyataan itu merupakan bagian dari upaya diplomatik yang lebih luas untuk mencegah kritik berkelanjutan dari negara-negara Asia Tenggara.
Beberapa negara ASEAN telah mendorong perlunya mengeluarkan pernyataan bersama yang mengangkat kekhawatiran tentang AUKUS, meskipun belum jelas apakah inisiatif ini terwujud.
Tidak semua negara Asia Tenggara memiliki keprihatinan yang sama dengan Indonesia dan Malaysia.
PM Australia menghubungi Presiden Joko Widodo kemarin setelah Indonesia menyatakan prihatin atas perlombaan senjata terkait dengan perjanjian tiga arah Australia-Inggris-Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis