Australia Buang Limbah Radioaktif di Malaysia, Koalisi Pakatan Harapan Pecah

Perusahaan tambang Australia Lynas yang beroperasi di Malaysia kini "diusir" dari sana setelah limbah radioaktifnya didapati semakin menumpuk. Tapi PM Mahathir Muhammad menyebut limbah ini tak berbahaya bagi warga setempat.
Selain perusahaan Tiongkok, Lynas adalah satu-satunya produsen mineral langka di dunia saat ini.
Mineral langka sangat penting dalam produksi peralatan berteknologi tinggi termasuk telepon pintar, peluru kendali laser dan baterai mobil listrik.
Bijih mineral langka ini ditambang di Australia Barat dan dikirim ke Malaysia karena biaya pemrosesan jauh lebih murah.
Limbah radioaktif tingkat rendah merupakan produk sampingan dari proses pengayaan mineral ini.
Dalam aksi demo di Kuantan belum lama ini, ratusan warga menentang keputusan Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad untuk memperpanjang izin operasi Lynas.
"Radioaktif akan turun-temurun ke anak cucu kita," kata Moses Lim, insinyur kimia yang ikut memprotes perusahaan itu.
"Kita mungkin sudah tiada, tapi cucu kita akan menyesali kita semua," katanya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia