Australia Buang Limbah Radioaktif di Malaysia, Koalisi Pakatan Harapan Pecah

Lim menyebut permasalahan ini akan menodai "nama baik Australia" di mata jutaan rakyat Malaysia.
"Saya tak mengerti mengapa Lynas, sebuah perusahaan Australia, melakukan hal di ke Malaysia," katanya.
Namun Dr Mahathir (94 tahun) menampik kritikan tersebut. "Ini bukan Chernobyl. Tidak akan berbahaya," katanya.

Pasrah saja
Permasalahan ini telah memecah-belah masyarakat setempat, yang sebagian bekerja di pabrik pengolahan itu dengan gaji tinggi.
Seorang ibu yang ditemui di pasar ikan Kuantan dan tak mau disebutkan namanya mengaku khawatir bahan makanannya akan terkontaminasi radioaktif.
"Saya takut, tapi tidak punya pilihan selain membeli ikan dari sini. Kami terima saja nasib ini," katanya seraya menambahkan Lynas harus ditutup demi lingkungan sekitar.
Warga lainnya berpendapat tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka menyalahkan politisi yang memanfaatkan masalah ini.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia