Australia - China Sepakati Protokol Baru Ekspor Sapi
AUSTRALIA dan China berhasil menyepakati protokol baru ekspor sapi dengan potensi pasar senilai 2 miliar dollar (Rp 20 triliun) pertahun. Protokol ini mengatur mengenai kesehatan ternak sapi yang akan diekspor.
Penandatangan kesepakatan dilakukan Menteri Pertanian Australia Barnaby Joyce bersama Wakil Dubes China untuk Australia Cai Wei serta Direktur Jenderal AQSIQ Dr Li Jianwei, di Canberra.
Sebagai tindak-lanjut kesepakatan ini, sekitar 40 ribu sapi Australia baik untuk penggemukan maupun yang siap potong, akan diekspor ke China dalam waktu dekat.
Menteri Joyce menyatakan dengan kesepakatan ini, terbuka akses yang sangat besar bagi ekspor ternak Australia.
Kesepakatan dengan China ini ditempuh Australia tidak lama setelah Indonesia mengumumkan pengurangan kuota impor sapi Australia menjadi 50 ribu ekor untuk kuartal ketiga 2015.
Pengurangan tersebut berdampak luas bagi peternak dan eksportir di Australia Utara karena mereka telah mempersiapkan setidaknya 200 ribu ekor untuk kuartal ketiga ini, mengingat kuota impor kuartal kedua sebanyak 250 ribu ekor.
Selama ini Indonesia merupakan negara tujuan ekspor sapi Australia terbesar dengan jumlah di tahun 2014 berkisar 750 ribu ekor. Sedangkan untuk periode yang sama China hanya mengimpor 117 ribu ekor bibit sapi untuk penggemukan.
Pembicaraan mengenai ekspor sapi Australia ke China telah berjalan satu dekade terakhir namun isu mengenai standar kesehatan ternak selalu menjadi ganjalan.
AUSTRALIA dan China berhasil menyepakati protokol baru ekspor sapi dengan potensi pasar senilai 2 miliar dollar (Rp 20 triliun) pertahun. Protokol
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun