Australia dan Amerika Bakal Berkolaborasi Sudutkan Tiongkok soal Virus Corona?
jpnn.com, CANBERRA - PM Australia Scott Morrison mengaku sudah dapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyelidiki asal-usul virus corona. Rencana kontroversial pemerintah Negeri Kangguru itu memang selaras dengan strategi Trump yang ingin mengkambinghitamkan Tiongkok atas pandemi corona.
Dalam cuitan di Twitter, Morrison mengatakan dirinya telah melakukan diskusi yang sangat konstruktif dengan Trump, mengenai respons kesehatan kedua negara terhadap COVID-19 dan kebutuhan untuk tetap menjalankan ekonomi.
"Kami juga berbicara tentang WHO dan bekerja bersama untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas tanggapan internasional terhadap pandemi," cuitnya.
Morrison juga berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui telepon. Namun, tidak disebutkan bagaimana hasil pembicaraan dengan para kepala negara tersebut.
Australia memiliki lebih dari 6.600 kasus virus corona, dengan jumlah kematian meningkat menjadi 74 semalam ketika seorang pria berusia 75 tahun dan seorang wanita berusia 80 tahun meninggal di negara bagian New South Wales.
Australia telah lebih dari sebulan menerapkan pembatasan sosial yang ketat, menutup perbatasan dengan semua non-penduduk, dan memaksa penduduk setempat yang kembali dari luar negeri untuk dikarantina.
Pembatasan telah sangat memperlambat penyebaran virus, mendorong rencana untuk mulai membuka kembali sekolah dan tempat tidur rumah sakit untuk operasi yang tidak mendesak. (ant/dil/jpnn)
PM Australia Scott Morrison mengaku sudah dapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyelidiki asal-usul virus corona
Redaktur & Reporter : Adil
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Wanita Global
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer