Australia Datangkan Peneliti Pertanian dari Indo Pasifik
Industri kehutanan, daging, padi dan buaya di kawasan Top End di Australia Utara, menarik perhatian sejumlah peneliti pertanian berbagai negara termasuk dari Indonesia.
Lima peneliti yang menerima John Dillon Fellowship akan menghabiskan sepekan waktunya di wilayah Top End bersama tim dari Charles Darwin University dan Departmen Perindustrian setempat.
Fellowship ini diberikan setiap tahunnya kepada peneliti dari berbagai negara di kawasan Indo Pasifik yang bekerja sama dengan Australian Centre of International Agricultural Research.
Dr Nyo Me Htwe, dari International Rice Research Institute di Myanmar, misalnya mengatakan, dia tertarik ingin mengetahui ujicoba tanaman padi di daerah Top End.
Meskipun padi merupakan tanaman yang agak sulit tumbuh di Australia Utara, Dr Htwe mengatakan di negaranya masalah terletak pada kurangnya tenaga kerja di sektor ini.
"Kami kekurangan tenaga kerja yang bekerja di sawah," katanya.
"Petani kurang terdidik, sehingga sangat terbatas dalam mengetahui pengalaman yang baik dari tempat lain," tambahnya.
Dr Martin Golman, dari Papua New Guinea Forest Research Institute, mengatakan dia ingin memberikan masukan terbaik bagi pemerintah di negaranya bagi pengembangan industri terkait.
Industri kehutanan, daging, padi dan buaya di kawasan Top End di Australia Utara, menarik perhatian sejumlah peneliti pertanian berbagai negara termasuk
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata