Australia Datangkan Peneliti Pertanian dari Indo Pasifik

Industri kehutanan, daging, padi dan buaya di kawasan Top End di Australia Utara, menarik perhatian sejumlah peneliti pertanian berbagai negara termasuk dari Indonesia.
Lima peneliti yang menerima John Dillon Fellowship akan menghabiskan sepekan waktunya di wilayah Top End bersama tim dari Charles Darwin University dan Departmen Perindustrian setempat.
Fellowship ini diberikan setiap tahunnya kepada peneliti dari berbagai negara di kawasan Indo Pasifik yang bekerja sama dengan Australian Centre of International Agricultural Research.
Dr Nyo Me Htwe, dari International Rice Research Institute di Myanmar, misalnya mengatakan, dia tertarik ingin mengetahui ujicoba tanaman padi di daerah Top End.
Meskipun padi merupakan tanaman yang agak sulit tumbuh di Australia Utara, Dr Htwe mengatakan di negaranya masalah terletak pada kurangnya tenaga kerja di sektor ini.
"Kami kekurangan tenaga kerja yang bekerja di sawah," katanya.
"Petani kurang terdidik, sehingga sangat terbatas dalam mengetahui pengalaman yang baik dari tempat lain," tambahnya.
Dr Martin Golman, dari Papua New Guinea Forest Research Institute, mengatakan dia ingin memberikan masukan terbaik bagi pemerintah di negaranya bagi pengembangan industri terkait.
Industri kehutanan, daging, padi dan buaya di kawasan Top End di Australia Utara, menarik perhatian sejumlah peneliti pertanian berbagai negara termasuk
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?