Australia Day Jadi Kesempatan Promosikan Budaya Indonesia

Seperti yang diungkapkan Defin Pangkey asal dari Manado yang mengenakan pakaian adat Bangka Belitung.
"Saya sangat senangkarena bukan hanya warga Australia yang hadir di acara ini tapi juga turis-turis mancanegara," katanya.
"Saya sangat bangga sekali apalagi mewakili Indonesia. Mengikuti acara ini hari ini sangat luar biasa."

Tentang kontroversi Hari Australia
Usai pawai 'Australia Day' berakhir, sekitar 10.000 orang memenuhi halaman gedung Parlemen Victoria di Melbourne.
Dengan membawa bendera suku Aborigin, mereka berunjuk rasa menuntut agar perayaan 'Australia Day' dihapuskan, karena dianggap sebagai hari penjajahan atas warga asli benua Australia.

Tidak hanya di Melbourne, unjuk rasa dilakukan serentak oleh warga Australia lainnya di Brisbane, Tasmania, bahkan di luar negeri seperti di kota London, Inggris.
Meski perayaannya menuai protes, 'Australia Day' sebagai hari nasional telah dijadikan ajang untuk mempromosikan budaya para pendatang, termasuk dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun