Australia Dianggap Memberikan Harapan Palsu kepada Pelajar Internasional

Profesor Lesleyanne Hawthorne dari University of Melbourne, yang juga pakar kebijakan migrasi global menyetujui beberapa rekomendasi yang diberikan dalam laporan tersebut.
Namun ia mengatakan sistem saat ini setidaknya masih memberikan banyak manfaat.
"Jalur migrasi lewat studi menciptakan saluran bagi banyak pelamar pekerjaan, di mana pemerintah dapat memilih migran yang memiliki kemampuan," ujarnya.
"Di bidang kesehatan, kita sudah memiliki ribuan mahasiswa internasional ... jadi sumber daya yang besar bagi Australia."
"Banyaknya migran muda yang memiliki kemampuan" juga bermanfaat bagi beberapa bidang seperti perawatan lanjut usia dan disabilitas, menurut Profesor Lesleyanne.
Ia tidak setuju dengan rekomendasi untuk memberikan visa dengan masa berlaku lebih lama bagi lulusan yang berpenghasilan setidaknya AU$70,000 (Rp700 juta) per tahun.
Profesor Lesleyanne juga tidak setuju dengan rekomendasi untuk membatalkan keputusan memberikan visa dengan masa berlaku lebih panjang bagi pelajar internasional yang bekerja di bidang dibutuhkan.
"Menurut saya kedua elemen menghilangkan perpanjangan visa merupakan klaim yang terlalu sederhana," katanya.
Sebuah laporan terbaru mengatakan lulusan pelajar internasional diberi harapan palsu untuk bisa menetap di Australia
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Amerika Bakal Persulit Pemohon Visa yang Suka Menghina Israel di Medsos
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi