Australia Didesak Lindungi Pemegang Visa Sementara yang Jadi Korban KDRT

"Setiap orang yang tidak memiliki visa itu memiliki ketidakpastian total, karena [jika] mereka tidak memiliki visa [partner sementara], mereka tidak dapat mengakses layanan.
"Ada sekitar separuh yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan dukungan. Hukum secara spesifik menolak mereka."
Akademisi dan Praktisi: 'Diperlukan perlindungan yang lebih luas'
Marie Segrave mengatakan orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, seperti Elly, menjadi lebih rentan karena status imigrasi mereka yang tidak aman.
"Mereka punya keterbatasan dalam hal keamanan dan dukungan yang dapat mereka akses karena jenis visa yang mereka miliki," katanya.
"Jika komitmen kita adalah untuk mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga, untuk menciptakan keamanan, kita harus mewujudkannya. Kami tidak boleh membuat persyaratan yang menghalangi Anda memiliki visa yang tepat.
"Ini sebenarnya cukup sederhana dan bisa dicapai."

Pengumuman Pemerintah Federal baru-baru ini yang mensyaratkan pemeriksaan karakter harus diungkapkan kepada calon pemegang visa partner yang masuk tidak menjamin keamanan para perempuan, kata Dr Marie Segrave.
Ketika Elly, bukan nama sebenarnya, meninggalkan rumah di pinggiran kota Melbourne tempatnya berlindung, dia mengenakan topi lebar dan kacamata hitam besar untuk melindungi diri dari pembalasan mantan suaminya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia