Australia Didesak Perbaharui Kebijakan Antariksa Demi Dukung Industri Satelit
Senin, 15 Februari 2016 – 20:36 WIB
Sejumlah entrepreneur Australia melirik angkasa sebagai peluang bisnis baru dengan mengembangkan industri satelit. Namun mereka mengaku kebijakan satelit Australia sudah tidak lagi sesuai untuk mendukung pertumbuhan industri ini.
Industri ruang global diperkirakan bernilai sekitar $US1 triliun pada tahun 2050. Australia sendiri sudah memiliki industri luar angkasa yang sedang berkembang, namun kebijakan ini tidak sejalan lagi dengan laju teknologi dan pertumbuhan industri luar angkasa, kata salah satu perusahan utama di industri ini. "Singkatnya, biaya misi luar angkasa telah jatuh seribu kali lipat, kami ingin merebut keuntungan dari situasi yang terjadi didalam industri ini karena terbukanya jalan bagi peluang proyek antariksa berbiaya murah untuk melompati model lama dalam mengeksplorasi ruang angkasa," katanya. "Kita semacam sedang membuat keputusan kita tidak akan menunggu pemerintah, kita akan menunjukan kepemimpinan dan kita akan mengeksekusi misi antariksa kami dengan menggunakan pola pemikiran perusahaan start-up," Pengusaha mengatakan mereka akan memanfaatkan investasi swasta dan kemitraan dengan universitas daripada menunggu dukungan pemerintah, mereka juga akan membangun perusahaan baru dan aplikasi baru yang dapat memecahkan masalah di Bumi. Beberapa perusahaan start-up, termasuk delta-V, bekerja pada proyek-proyek termasuk miniatur satelit, pengumpulan data dan observasi bumi menggunakan kamera hiper-spektral. Andrew Dempster, Direktur Pusat Australia untuk Riset Mesin Antariksa, University of New South Wales mengatakan Australia secara teknologi sebenarnya mampu menjalankan industri ruang angkasa. "Kita adalah kelompok ekonomi dua terbesar di dunia yang tidak memiliki badan antariksa dan tidak ada alasan nyata untuk tidak melakukan hal itu sebenarnya pada awalnya," "Kami jauh lebih positif tentang mana yang bisa dilakukan dan kami punya 10 untuk selusin kecil perusahaan start-up yang berbeda, orang sekarang benar-benar mencari cara untuk benar-benar bisa menjejakan kaki di ruang angkasa. "Di sisi kebijakan saya pikir bukan perubahan kebijakan yang kita butuhkan, tapi kita butuh kebijakan," industri ruang Australia sudah masuk dalam peta internasional, dengan Universitas Luar Angkasa Internasional menjalankan program luar angkasa sementara di Kutub Selatan pada musim panas di Adelaide, tahun depan, Australia akan menjadi tuan rumah International Astronautical Congress, konferensi ruang terbesar di dunia. Menteri Perindustrian, Inovasi dan Ilmu Christopher Pyne mengumumkan Oktober lalu bahwa Pemerintah Australia akan meninjau undang-undang yang mengatur kegiatan ruang angkasa sipil di Australia untuk "memastikan aturan itu secara tepat dapat menyeimbangkan kewajiban internasional Australia dengan mendorong inovasi industri dan kewirausahaan".
Baca Juga:
Sejumlah entrepreneur Australia melirik angkasa sebagai peluang bisnis baru dengan mengembangkan industri satelit. Namun mereka mengaku kebijakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?