Australia Ikut Bergabung Hackathon Merdeka 2.0 Untuk Membangun Bangsa
"Hingga saat ini sudah ada 15 orang software engineer dan mahasiswa, kebanyakan dari Sydney, yang mendaftar," tambahnya.
Willix menjelaskan bahwa para peserta di Australia akan melakukan coding selama 24 jam, dimulai Sabtu pagi 24 Oktober mendatang.
"Mereka akan diminta memecahkan masalah data kependudukan, seperti apa mereka akan mendapatkan data, produk apa yang akan dihasilkan," jelasnya. "Kebanyakan akan membuat program aplikasi yang kemudian nantinya bisa digunakan oleh pemerintah Indonesia."
Menurutnya untuk bisa memenangkan Hackathon, para peserta harus bisa memberikan solusi yang cepat terhadap permasalahan, seperti data anak putus sekolah, jumlah orang miskin. Tidak hanya itu, solusi yang ditawarkan harus scalable, artinya software tersebut dapat beradaptasi untuk terus mendukung jumlah pengguna atau user yang akan terus meningkat di Indonesia.
Willix sebagai salah satu pendiri Freelancer.com, yang memberikan layanan bagi mereka yang mencari kerja freelance di dunia digital, merasa senang karena dapat mendukung kegiatan Hackathon.
"Australia memang memiliki teknologi yang lebih berkembang dibandingkan dengan Indonesia, tetapi adaptasi teknologi baru dan tingkat partisipasi warga, terutama anak-anak muda di Indonesia lebih besar," jelasnya.
Warga Indonesia di Australia yang keluar juara akan mendapatkan hadiah Apple Macbook Air untuk juara 1 dan voucher bernilai ratusan dolar untuk berbelanja di salah satu toko elektronik ternama di Australia.
Bagi Anda yang berada di Australia dan ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, bisa mendaftar di sini.
Untuk pertama kalinya, diaspora Indonesia di Australia akan ikut serta dalam kegiatan Hackathon Merdeka 2.0. Kegiatan akan berpusat di Sydney. Tema
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata