Australia Ingin Memperbaiki Hubungan, tetapi Prancis Ogah Move On
jpnn.com, PARIS - Menteri Perdagangan Prancis Franck Riester menolak tawaran untuk bertemu dengan mitranya dari Australia, Dan Tehan, bulan depan di Paris.
Riester mengatakan ketegangan kedua negara tak akan cepat mereda, menyusul keputusan Australia yang membatalkan pesanan kapal selam senilai 40 miliar dolar AS (Rp 571,7 triliun) dari Prancis.
Tehan mengatakan pada radio ABC, Senin, bahwa dia "sangat tertarik" untuk bertemu dengan Riester dalam kunjungan ke Paris pada Oktober untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Namun seorang pejabat di kantor Riester mengatakan pada Jumat bahwa atasannya telah menolak tawaran itu.
"Kami tak akan menindaklanjuti permintaan menteri Australia itu untuk bertemu. Kami tak bisa bersikap seakan-akan semuanya biasa saja," kata pejabat Prancis tersebut.
Pemerintah Australia pekan lalu membatalkan pesanan armada kapal selam dari Prancis.
Mereka mengatakan akan membangun sedikitnya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan dukungan teknologi dari Amerika Serikat dan Inggris di bawah kemitraan keamanan yang baru, AUKUS.
Menanggapi keputusan itu, Paris memanggil pulang duta besarnya di Australia dan AS.
Pemerintah Prancis menampik segala upaya Australia memperbaiki hubungan kedua negara yang hancur lebur dalam semalam gegara kapal selam
- Jujur, Nova Arianto Kurang Puas Timnas U-17 Indonesia Imbang Melawan Australia
- Timnas U-17 Indonesia Lulus ke Piala Asia U-17 2025
- Jadwal Indonesia vs Australia U-17 setelah Garuda Muda Menang Besar
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Terima Kunjungan Glen Askew, Pemprov Jateng Tawarkan Investasi Ke Australia
- Pendidikan di Australia Mengkhawatirkan karena Sistemnya Rusak?