Australia Jajaki Pasar Sapi di Negara Tetangga Indonesia
Australia terus menjajaki potensi pasar ternak sapi dan kerbaunya di negara-negara tetangga Indonesia seperti Filipina, Thailand dan Vietnam. Pekan ini delegasi pejabat negara bagian Northern Territory (NT) mengunjungi ketiga negara itu untuk membuka peluang ekspor ternak Australia.
Rombongan yang dipimpin Menteri Industri Primer dan Perikanan (NT) Willem Westra van Holthe tiba di Manila hari Minggu (19/4/2015). Delegasi dijadwalkan bertemu mitranya di ketiga negara tujuan.
Dalam kunjungan ini, posisi Northern Territory sebagai pemasok sapi dan kerbau akan semakin dipromosikan.
"Tujuan kunjungan ini untuk memperkuat hubungan dengan negara tentangga, meyakinkan mereka mengenai kesiapan Northern Territory sebagai pemasok ternak," jelas Westra van Holthe kepada ABC.
Langkah ini dinilai sebagai upaya membuka pasar baru selain Indonesia. Thailand misalnya diharapkan menyerap 30 ribu ekor sapi Australia pertahun.
Namun di lapangan, hanya beberapa ribu ekor sapi Australia yang terkirim ke Thailand, sejak ditandatanganinya protokol pemeriksaan kesehatan ternak di bulan Desember.
Namun Menteri Westra van Holthe tetap bertekad membina hubungan ini. "Ini adalah perdagangan yang baru," katanya.
"Kami ini mengurangi risiko ketergantungan pasar tunggal, dan mencoba mencari pilihan pasar yang terus berkembang seperti Thailand dan Vietnam," kata Westra van Holthe.
Australia terus menjajaki potensi pasar ternak sapi dan kerbaunya di negara-negara tetangga Indonesia seperti Filipina, Thailand dan Vietnam. Pekan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat