Australia Kecam Keras Eksekusi Mati Terhadap Empat Pegiat Demokrasi di Myanmar oleh Junta Militer

Australia Kecam Keras Eksekusi Mati Terhadap Empat Pegiat Demokrasi di Myanmar oleh Junta Militer
Keluarga Phyo Zeya Thaw mengatakan junta militer tidak menyerahkan jasad pegiat demokrasi tersebut yang telah dieksekusi. (AP)

Namun pelaksanaan hukuman mati sudah mendatangkan banyak kecaman internasional.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dengan keras mengecam eksekusi tersebut dan menyerukan pembebasan segera terhadap seluruh tahanan yang ditangkap semena-mena tanpa alasan jelas.

"Termasuk Presiden Win Myint dan Penasehat Negara Aung San Suu Kyi," kata juru bicara PBB.

Amerika Serikat mengatakan akan bekerja sama dengan sekutu di kawasan untuk meminta pertanggungjawaban junta militer.

AS juga menyerukan dihentikannya kekerasan dan pembebasan tahanan politik.

"Amerika Serikat mengecam eksekusi yang dilakukan rejim militer Burma terhadap para pegiat demokrasi dan pemimpin yang dipilih warga," kata juru bicara Gedung Putih.

Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap junta militer dan semua opsi sedang dipertimbangkan.

Sementara itu Prancis juga mengecam eksekusi dan menyerukan dialog antar semua pihak. Sementara Menteri Luar Negeri Jepang mengatakan eksekusi hanya akan membuat Myanmar semakin terisolir.

Dunia internasional, termasuk Australia, menentang hukuman mati empat pegiat demokrasi yang dilakukan junta militer Myanmar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News