Australia Kecam Serangan Siber Dari China
Duta Besar Australia untuk Bidang Siber Dr Tobias Feakin menyatakan Australia mengambil langkah penting dengan menyebut dan mempermalukan China yang mendukung peretasan tersebut.
"Ini pertama kalinya kita dengan gamblang menyebut negara itu terkait dengan permasalahan ini," kata Dr Feakin.
Pernyataan yang dikeluarkan Australia, katanya, sudah mewakili apa yang dirasakan negara ini.
Dia mengatakan Australia kini akan memberikan respon yang lebih keras dengan menyebut langsung dan mempermalukan negara yang mendukung peretasan.
Menteri Luar Negeri Marise Payne dan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton mengeluarkan pernyataan tak lama setelah AS mengumumkan tuduhan terhadap China.
"Bila ada kepentingan kita untuk melakukannya, Australia secara terbuka akan menyebut serangan siber, terutama yang berpotensi merusak pertumbuhan ekonomi global, keamanan nasional dan stabilitas internasional," kata pernyataan ini.
"Australia menyerukan semua negara termasuk China untuk menegakkan komitmen menahan diri dari pencurian kekayaan intelektual, rahasia dagang, dan informasi rahasia bisnis yang bertujuan mendapatkan keunggulan kompetitif," katanya.
"Komitmen ini telah disepakati para pemimpin negara-negara G20 pada tahun 2015. Australia dan China bahkan menegaskan kembali komitmen itu secara bilateral pada 2017," tambahnya.
Pengakuan tersebut disampaikan setelah sebelumnya Departemen Kehakiman AS menuduh dua warga China melakukan peretasan atas petunjuk dari Kementerian Keamanan Negara China.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan