Australia Kini Kurang Beragama, Jumlah Pemeluk Kristen Menurun
ABS mengatakan arus migrasi telah mempengaruhi tren tersebut, meskipun kebanyakan perubahan disebabkan oleh semakin banyaknya kepercayaan ateis dan sekuler.
Pendeta Tirtha menyadari bahwa, berbeda dengan Amerika Serikat, Australia negara yang lebih sekuler.
Apalagi dengan munculnya internet dan media sosial, yang memudahkan orang-orang untuk mencari informasi serta terpapar pengaruh dunia hiburan.
"Secara umum, kita tahu setidaknya di Australia, gereja itu bisa dibilang tidak dihormati secara sosial, misalnya [setelah adanya kasus] abusers yang sempat dimuat dalam media dan menurut saya ini yang benar-benar kelihatan," katanya.
"Ini adalah beberapa yang menyebabkan orang menjadi keberatan untuk terlibat dalam hal apa pun yang berbau gereja atau keagamaan."
Namun, mengutip hasil survei Lembaga McCrindle, Pendeta Tirtha mengatakan secara umum masyarakat Australia "masih memiliki sikap positif terhadap kekristenan."
"Walaupun masyarakat kita semakin sekuler, tetapi secara umum orang Australia masih terbuka untuk berbicara tentang spiritualitas dan kepercayaan," katanya.
Agama yang mengalami pertumbuhan jumlah penganut tercepat adalah Hindu (2,7 persen populasi Australia) dan Islam (3,2 persen), meskipun jumlahnya tetap minoritas kecil.
Jumlah orang Australia yang beragama Kristen menurun berdasarkan sensus terbaru di tahun 2021
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- 5 Pesakitan Bali Nine Akhirnya Dipulangkan ke Australia
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time