Australia Kirim 10 Ribu Mahasiswa ke Asia Pasifik

Dalam masa tiga tahun sejak diluncurkan di tahun 2013, Australia akan mengirim sekitar 10 ribu mahasiwa ke 38 negara di kawasan Asia Pasifik sebagai bagian dari New Colombo Plan.
Separuh di antara angka tersebut, yaitu 5.450 mahasiswa akan dikirim untuk tinggal, belajar dan magang di tahun 2016.
Hal ini, menurut Menteri Luar Negeri Julie Bishop, menunjukkan keseriusan Australia dalam mempersiapkan generasi muda mereka untuk terlibat dan belajar mengenai Asia Pasifik.
"Sehingga ketika mereka menjadi pemimpin di masa depan, mereka sudah siap dan mengetahui betul kawasan yang paling dekat dengan Australia tersebut," katanya.
Menlu Bishop mengatakan hal tersebut dalam peluncuran inisiatif bisnis di bawah New Colombo Plan di Kantor Pusat ANZ di Melbourne hari Jumat (24/7/2015).
Colombo Plan adalah sebuah inisiatif yang dilakukan di tahun 1950-an selesai Perang Dunia II, ketika Australia menjadi bagian dari beberapa negara yang menerima mahasiswa dari negara-negara Asia Pasifik untuk belajar guna membantu negara asal untuk membangun.
Di tahun 2013, pemerintahan Partai Liberal yang sekarang berkuasa di Australia meluncurkan New Colombo Plan, yang menjadi kebalikan dari Colombo Plan sebelumnya, dengan sekarang mengirim para mahasiswa Australia untuk belajar di negara-negara Asia Pasifik.
Menlu Australia Julie Bishop (tengah) dan CEO Anz Bank Mike Smith dalam peluncuran program New Colombo Plan 2016.
Dalam masa tiga tahun sejak diluncurkan di tahun 2013, Australia akan mengirim sekitar 10 ribu mahasiwa ke 38 negara di kawasan Asia Pasifik sebagai
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia