Australia Kucurkan Dana Untuk Penelitian Bantu Gangguan Pendengaran

Pemerintah Federal Australia mengucurkan dana sekitar Rp 36 miliar untuk membiayai penelitian berkaitan dengan gangguan pendengaran. Kucuran dana ini disambut baik oleh Kementerian Kesehatan Australia.
Asisten Menteri Kesehatan Australia, Fiona Nash, menyambut baik pengucuran dana ini yang nantinya akan digunakan untuk membiayai penelitian dengan harapan bisa membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran.
Pendanaan ini merupakan bagian dari investasi senilai 5,4 triliun rupiah di bidang kesehatan dan medis yang sudah diumumkan PM Tony Abbott dan Menteri Kesehatan Peter Dutton.
"Ada tiga proyek penelitian yang nantinya akan didanai oleh departemen pencegahan gangguan pendengaran," ujar Nash.
“Salah satu proyek ini adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan berbahasa bagi para bayi yang memiliki gangguan pendengaran permanen, selain itu juga ada proyek untuk menyelidiki infeksi telinga bagian tengah oleh bakteri, dan proyek ketiga adalah menanggulangi infeksi telinga di kalangan Bumiputera," jelas Nash.
Menurut Nash, satu dari enam warga Australia mengalami gangguan pendengaran. Jumlah tersebut bisa menjadi lebih parah di tahun 2050, menjadi satu diantara empat warga Australia.
"Gangguan dan kehilangan pendengaran memiliki dampak yang signifikan bagi para individu untuk bisa berkomunikasi dan berpartisipasi dalam interaksi sosial, selain juga berpengaruh terharap pendidikan dan kesempatan bekerja," tambahnya.
Pemerintah Federal Australia mengucurkan dana sekitar Rp 36 miliar untuk membiayai penelitian berkaitan dengan gangguan pendengaran. Kucuran dana
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia