Australia Luncurkan Aplikasi Khusus Untuk Mengamati Burung di Lahan Pertanian
Ada harapan bahwa aplikasi smartphone baru ini akan membantu petani kapas Australia dalam mengidentifikasi kehidupan burung dan habitatnya.
Kelompok industri kapas CottonInfo telah mengembangkan sebuah aplikasi smartphone, yang mengubah buku identifikasi burung di kawasan pertanian kapas menjadi referensi digital.
Pakar ekologi Greg Ford, yang juga menulis buku tersebut berharap aplikasi telepon ini akan membuat database yang luas dan catatan penting soal keberadaan burung-burung.
"Dengan hanya memantau burung apa yang ada dapat memberikan banyak informasi soal bagaimana Anda mengelola pertanian kapan," katanya.
Tak hanya itu, identifikasi ini akan menjadi penting untuk melestarikan keberadaan burung-burung langka."
Ford juga mengatakan sekarang hampir setiap orang memiliki telepon genggam, sehingga dengan adanya aplikasi ini menjadi bahan referensi yang penting.
"Gagasan memiliki aplikasi ini adalah warga dengan mudah selalu membawanya, daripada harus memiliki bahan referensi dalam bentuk buku yang tebal dan hanya bisa ditaruh di mobil," katanya.
Dalam aplikasi ini dapat ditemukan sejumlah foto dari jenis burung yang paling banyak terlihat di pertanian.
"Kebanyakan orang akan akrab dengan burung seperti merpati berjambul [dan] burung lyang biasa berkeliaran di rawa-rawa," katanya.
"Orang-orang juga akan akrab dengan pelikan dan angsa dan berbagai jenis bebek...," tambahnya.
Mr Ford mengatakan salah satu yang membuat app tersebut menarik adalah mereka bisa mencatat burung yang dilihat.
Dengan mengaktifkan fitur GPS maka dapat menemukan lokasi yang tepat, jika melihat burung yang langka.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia