Australia Makin Rasis di Tengah Wabah Virus Corona

"Ada lebih banyak orang di luar sana yang memahami dan punya rasa kasih sayang dan akan mengatakan jika anda bukanlah penyebab virus corona," katanya.
Dipicu dengan pernyataan politisi
Pernyataan soal virus corona oleh para pemimpin dan politisi dunia juga telah meningkatkan tindakan rasis kepada komunitas Asia, kata Dr Thai.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus Cina".
Di Australia, Senator Pauline Hanson mengatakan "kritikan terhadap orang yang menyebut COVID-19 sebagai virus Cina harus diserang balik".
Pauline juga berpendapat jika "sudah menjadi hal yang biasa untuk merujuk nama sebuah virus dari tempatnya berasal".

Padahal Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan dipilihnya nama penyakit COVID-19 dengan alasan agar tidak "merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang".
Sementara itu, anggota parlemen Liberal di Australia, Gladys Liu, yang juga keturunan Asia, mengatakan "sangat kecewa dengan contoh-contoh tindakan rasis dalam komunitas".
Komisi Hak Asasi Manusia di Australia mengatakan satu dari empat orang yang melaporkan tindakan rasisme dalam dua bulan terakhir memiliki kaitan dengan pandemi virus corona
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi